"Inilah model-model orang kapitalis hanya menjadikan orang lain yang masih muda-muda jadi wayang. Mestinya dia sebagai pemodal harus menghargai hak orang, jangan NasDem sudah besar tiba-tiba diambil alih. Ini cerminan pemimpin otoriter," kritik Guru Besar Ilmu Politik Universitas Indonesia (UI), Prof Iberamsjah.
Hal ini disampaikan Iberamsjah menanggapi rencana Surya Paloh mengambil alih posisi Ketua Umum Partai NasDem. Hal ini disampaikan Iberamsjah dalam perbincangan dengan detikcom, Senin (19/11/2012).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ya antara lain karena syahwat politiknya dia yang berlebihan. Jadi orang tidak boleh berbeda pendapat, harus sesuai kehendak dia. Nanti NasDem itu nanti malah berantakan, karena jaringan yang dibina Patrice Rio Capella, Ahmad Rofiq, dan lainnya belum tentu terima," tegasnya.
Sebelumnya Ketua Majelis Pertimbangan Ormas Nasional Demokrat Laksamana (Purn) Tedjo Edhy Purdjianto mengungkap rencana Surya Paloh mengambil alih posisi Ketua Umum Partai NasDem. Surya Paloh dikabarkan akan mengambil posisi tersebut dalam kongres perdana Partai NasDem setelah pengumuman verifikasi parpol di KPU.
"Pak Surya Paloh kan kita semua tahu beliau tokoh politik kawakan tokoh nasional. Kalau beliau yang memimpin langsung kan orang yang berpartisipasi ke NasDem akan lebih banyak. Beliau kan lebih populer dari yang memimpin saat ini," kata Tedjo.
Ketua Umum Partai Nasdem Patrice Rio Capella pun telah pasrah kalau posisinya diambil alih. Namun Rio juga menegaskan Surya Paloh tak bisa bergaya ala koboi saat mengambil alih jabatan tertinggi di Partai NasDem tersebut.
"Tapi pengubahan itu nggak bisa juga bergaya koboi. Karena kita juga sudah bekerja keras. Kita ini partai bukan beli di mal atau beli di pasar, semua ada AD/ART-nya," kata Rio.
(van/asy)