1. Pakistan
dok AFP
|
Habibur Rehman, kepala kepolisian di Provinsi Punjab, wilayah terpadat penduduknya di Pakistan, telah memerintahkan 175 ribu personel untuk tidak membiarkan lingkar pinggang mereka melebihi 96 cm. Demikian disampaikan juru bicara Rehman, Nabila Ghazanfar, kepada kantor berita AFP, Senin (18/6/2012).
Menurut Ghazanfar, setidaknya 50 persen polisi Punjab mengalami kelebihan berat badan. Para polisi di wilayah tersebut diberikan waktu hingga 30 Juni untuk menurunkan berat badan mereka. Bagi mereka yang dianggap terlalu gendut, maka mulai 1 Juli mendatang, mereka tak akan mendapatkan tugas di lapangan.
"Para polisi saat ini ikut gym, jogging dan melakukan olahraga lainnya, termasuk banyak berlari untuk menjadi kurus dan langsing," tutur Ghazanfar. Menurutnya, polisi-polisi yang kelebihan berat badan tidaklah efektif dan "tak bisa mengejar bandit, perampok dan penjahat-penjahat lainnya dengan semestinya".
Menurut harian setempat, The News, jumlah polisi gemuk di Kota Rawalpindi, markas besar militer Pakistan yang telah berulang kali menjadi target serangan Taliban, telah mencapai lebih dari 77 persen. Dituliskan media itu, hal ini menunjukkan polisi tampaknya sudah mulai kendur dalam "perang melawan kegendutan".
2. Inggris
(dok The Telegraph)
|
Sedangkan untuk Polwan, 32 persen kelebihan berat badan, 16 persen obesitas, dan 2 persen yang obesitasnya tidak sehat. Demikian seperti dilansir Telegraph, 15 Maret 2012 lalu.
Tom Winsor, pejabat yang melakukan evaluasi kondisi polisi dan gaji mengatakan bila polisi-polisi itu tak lulus tes kebugaran tiga kali, sanksi disiplin dan potong gaji sudah menanti.
Polisi-polisi itu harus lulus tes lari dengan kecepatan 8,8 km per jam selama 3 menit 35 detik. Tes ini direncanakan akan semakin ketat pada tahun 2018. Seperti yang dilakukan Kepolisian Irlandia Utara, termasuk panjat tebing.
3. Filipina
dok hungeree.com
|
Mereka kemudian digembleng dalam program pembentukan tubuh selama 8 pekan. Selain tidak gesit, dikhawatirkan polisi gendut ini juga penyakitan karena berisiko menderita kolesterol tinggi, diabetes, hipertensi dan penyakit degeneratif lain.
Contohnya seperti Senior Superintendent Bernardo Reamon Jr yang memiliki berat 99,7 kg. Dengan berat demikian, dia menderita darah tinggi dan gula tinggi. Dengan perut gendut, memakai seragam juga sudah menjadi masalah sendiri.
"Terkadang, berat ini memiliki efek pada lutut saya. Setiap saya lari, saya memperhatikan lutut saya," kata dia, seperti dilansir dari Reuters dan NTD TV, 23 Juni 2012.
Kepala Polisi Filipina Jenderal Nicanor Bartolome merupakan seorang yang keranjingan lari. Nicanor mengatakan polisi yang duduk di belakang meja, menulis laporan dan lain sebagainya seharusnya tetap menjaga kebugarannya.
"Kami sangat memperhatikan hal itu. Kami ingin personel kami bugar untuk menunaikan tugasnya. Bagaimana bisa mereka mengejar penjahat bila tidak bugar?" kata Nicanor.
4. Rusia
dok AAP
|
"Yang berlemak dan berperut gendut tak akan lolos," kata Rashid seperti dilansir dari sbs.com.au, 4 Juli 2011 lalu.
Rusia memutuskan untuk memecat polisi gendut dan memperbaiki citra polisi di mata investor asing dan wisatawan. Saat itu Presiden Rusia yang masih dijabat Dmitry Medvedev ingin memangkas anggota 1/5 anggota polisi dan menggantikannya dengan polisi yang lebih profesional. Polisi juga akan mendapatkan seragam baru dengan potongan yang lebih necis.
Waktu satu bulan diberikan bagi para polisi gendut bila ingin lulus tes.
5. Afrika Selatan
(dok BBC)
|
Saat itu ada program fitness yang diluncurkan bagi anggota polisi yang gendut. Hal ini agar polisi sigap menghadapi suporter di Piala Dunia, demikian dilansir BBC 22 Maret 2010 lalu.
Hasil penelitian menunjukkan separuh anggota Kepolisian di Porth Elizabeth Afsel mengalami obesitas. Polisi jadi membutuhkan seragam dengan ukuran lebih besar daripada saat mereka pertama kali masuk. Para polisi gendut ini diberi waktu setahun untuk menurunkan berat badan atau dipecat.
Halaman 2 dari 6