"Bahan-bahan peledaknya sama dengan yang meledak di pos polisi waktu itu, dengan yang di Kalora," kata Kabid Humas Polda Sulteng, AKBP Soemarmo, saat dihubungi detikcom, Minggu (4/11/2012).
Selain itu, ditemukan juga buku-buku yang berisi ajakan jihad serta laptop dari rumah kedua terduga teroris. Saat ini barang-barang tersebut menjadi bahan penyelidikan aparat kepolisian.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
KH dan Y, menurut Soemarmo, dipandang sebagai tokoh oleh masyarakat yang berada di sekitar pemukiman keduanya. Oleh karena itu, tokoh-tokoh masyarakat dan pemerindah daerah yang ada di Poso turun tangan untuk memberikan penjelasan mengenai tindakan aparat terkait penyergapan kemarin.
"Kita memberikan penjelasan mengenai tindakan tegas dan langkah hukum petugas meskipun yang bersangkutan PNS di kehutanan," jelasnya.
Soemarmo menambahkan, pasca pemakaman KH yang tewas ditembak petugas, situasi Poso dalam keadaan kondusif. Petugas TNI/Polri menggelar patroli gabungan untuk meminimalisir terjadinya gejolak pasca penyergapan aparat.
"Kemarin ada beberapa masyarakat pendukung tersangka yang melakukan demo di Polres, sehingga kita mewaspadai dan mengantisipasi gejolak yang ada dengan melakukan pengamanan di Poso," papar Soemarmo.
KH Sendiri dimakamkan disebuah pemakaman umum di Poso dan tepat berada di makam-makam keluarganya. "Dimakamkan pukul 8 malam saat hujan," katanya.
KH tewas ditembak petugas karena melakukan perlawanan dengan melempar bom pipa. Bom pipa dilempar ke arah petugas saat KH berupaya melarikan diri.
(ahy/nwk)