Beda Tarif Cukur Gundul & Cukur Biasa di Mina, Kadang Ada 'Bonus'

Laporan dari Arab Saudi

Beda Tarif Cukur Gundul & Cukur Biasa di Mina, Kadang Ada 'Bonus'

- detikNews
Kamis, 01 Nov 2012 11:57 WIB
Foto: bagus kurniawan/detikcom
Mekkah - Jasa tukang potong rambut tiban atau dadakan banyak bermunculan saat jamaah haji usai melaksanakan tawaf ifadha di Masjid Haram maupun melontar jumrah aqobah di Mina. Tarif cukur gundul dan pendek, beda. Kadang dapat 'bonus' luka di kepala.

Kewajiban mencukur rambut itu biasa disebut tahalul. Ada yang hanya untuk memendekkan sebagian rambut, namun adapula yang mencukur habis hingga plontos. Setelah mencukur rambut, jamaah haji tidak lagi mengenakan pakaian ihram.

Potong rambut bisa dilakukan secara bergantian oleh jamaah haji hanya menggunakan pisau atau silet cukur sederhana. Namun bila tidak ingin repot dan rambut dicukur dengan rapi, jasa barber shop menjadi salah satu pilihan jamaah.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sepanjang jalan kawasan Mina hingga Masjidil Haram dijumpai banyak tempat barber shop atau cukur rambut, baik yang dadakan maupun permanen. Tempat cukur rambut dadakan di pinggir jalan kebanyakan dilakukan oleh orang-orang India, Mesir dan Pakistan.

Mereka menggelar jasa cukur hanya bermodalkan alat pisau cukur, silet dan handuk di sepanjang pinggir jalan kawasan Sari' Sidqi, Aziziyah Simaliyah atau sekitar 400-an meter dari Mina. Jamaah haji asal Turki dan Asia selatan yang paling banyak memanfaatkan jasa mereka.

Di Mina, tempat cukur rambut yang permanen berada di tempat khusus. Sedikitnya ada tiga tempat cukur rambut yang menempati sebuah bangunan khusus. Dua tempat berada di pintu keluar jamarat. Satu tempat lagi berada di samping gedung jamarat. Bangunan seluas 200-an meter persegi ditempati puluhan tukang cukur.

Tempat potong rambut ditulis dengan berbagai bahasa seperti Bahasa Indonesia, India, Pakistan, Bangladesh, Turki dan Iran. Tempat cukur ditulis dengan nama Barbar bukan barber shop.

Sedang di Masjidil Haram, tempat cukur rambut berada di dekat pintu masuk Babusalam atau dekat pintu masuk sai di Marwa. Di tempat itu sedikitnya ada 10 tempat barber shop yang berdiri secara berderetan. Kebanyakan milik warga Arab Saudi dan Yaman.

Rata-rata ruangan seluas 18 meter persegi ditempati 6-8 orang tukang cukur. Seorang bertugas menawarkan jasa dan 1 orang lagi bertugas sebagai kasir. Orang yang menjadi kasir tidak duduk di meja tapi berdiri sambil mengawasi orang yang keluar masuk barber shop.

Saat jamaah haji usai melakukan tawaf Ifadha, para pemilik tempat cukur secara atraktif dan responsif menyambutnya. "Mari, mari. Silakan masuk sini," sambutnya.

"Potong rambut," kata salah seorang warga Yaman saat menawari beberapa jamaah haji Indonesia yang melintas di tempat itu. Tarif cukur yang terpasang di tembok dekat pintu masuk menggunakan kertas HVS ukuran A4. Tulisan pada kertas yang masih baru itu untuk menutupi tarif yang lama.

Tarif cukur tertulis untuk potong rambut botak 30 Riyal dan potong rambut tipis 20 riyal. Harga tersebut sudah dinaikkan sebab pada hari biasa bukan musim haji potong rambut hanya 15 riyal. Ternyata tarif potong rambut botak lebih mahal daripada potong rambut tipis.

Ketika beberapa wartawan masuk untuk potong rambut, si tukang cukur dari Yaman dengan Bahasa Indonesia campur Bahasa Arab langsung meminta duduk di kursi sambil memasang kain penutup badan agar rambut tidak mengenai tubuh.

"Botaki," kata si tukang cukur.

"La (tidak-red)," jawab saya. Si tukang cukur pun langsung tahu kalau meminta masih disisakan sedikit rambutnya.

"One centimeter," jawab saya sambil menunjukkan satu ruas jari tangan. Namun karena alat cukur tidak ada clipper yang ukuran 1 cm, rambut pun terpaksa dicukur setengah sentimeter. Tanpa banyak bicara lagi si tukang cukur dengan cekatan memotong rambut.

Tidak sampai lima menit rambut sudah habis. Rambut hanya tersisa sekitar setengah sentimeter. Agar tidak gatal rambut yang habis dicukur langsung diberi bedak. Bila ingin cukur sampai botak halus, si tukang cukur terlebih dulu mengoles-olesi kepala dengan krim shampo. Setelah itu, baru dipangkas hingga rambut benar-benar habis. Beberapa teman kami yang botak habis kulit kepala ada yang sedikit tergores terkena pisau cukur.

Berbeda lagi bila cukur di pinggir jalan di kawasan Sari' Sidqi Aziziyah Simaliyah. Cukur rambut di sini agak sedikit lebih ngeri. Hanya menggunakan pisau cukur semacam silet, rambut sedikit demi sedikit dipotong habis oleh tukang cukur yang kebanyakan berasal dari India dan Pakistan.

Mereka buka jasa cukur rambut hanya bermodalkan alat pisau cukur, beberapa handuk kecil, bedak anti gatal dan air sabun. Orang yang hendak cukur hanya duduk di pinggir trotoar atau menggunakan kursi plastik. Bahkan adapula yang sambil membungkukkan badan saja. Sedangkan tukang cukur berdiri sambil mengerok kepala pelan-pelan.

Tak sedikit kulit kepala yang dicukur tergores pisau hingga berdarah. Bila mengalami luka, si tukang cukup langsung mengusap dengan kain tisu atau kapas. Tarifnya pun lebih murah hanya 20 riyal atau sekitar Rp 25 ribu. Pilih mana?


(bgs/try)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads