Pantauan reporter detikcom di King Abdulazis Internasional Airport, Jeddah, Arab Saudi, Rabu (31/10/2012), belasan 'pemulung' bersegaram hijau dan merah menyisir bangku-bangku ruang tunggu. Mereka mengorek-korek tas dan barang-barang bawaan yang ditinggalkan pemiliknya.
Sebagian besar barang-barang yang mereka dapatkan adalah makanan ringan dan buah-buahan. Namun ada pula yang menemukan tas punggung, tas jinjing, pakaian, mainan, beras, sajadah, mukena, payung dan perlengkapan mandi yang semua masih dalam kondisi baru.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Aturan bagasi buat masuk dalam kabin kan jelas, kita sosialisasikan sejak jamaah manasik hingga saat berangkat di pesawat. Tidak ada toleransi lagi," tegas supervisor quality exsurance haji dari Garuda Indonesia, Erick Sando, di lokasi.
Demi mencegah pesawat overload yang pengaruhi keselamatan penerbangan setiap orang hanya boleh membawa satu tas koper dengan berat maksimal 32kg masuk bagasi dan yang masuk kabin cuma sebuah tas tentengan seberat 7kg plus tas pasport.
Bahkan jemaah haji sudah pula tandatangani surat pernyataan kesanggupan memenuhi aturan itu. Namun rasa sayang kepada kerabat membuat bawaan mereka kini jadi lebih banyak dan berat dibanding ketika berangkat haji.
"Untuk air zam-zam, dibagikan nanti di embarkasi. Setiap orang mendapat jatah 5 liter," jelas Erick.
Lalu bagaimana nasib selanjutnya dari barang-barang yang terjaring sweeping ini?
"Itu urusan Kandaker Kemenag, terserah mereka dikirim cargo ke Indonesia atau tidak sama sekali," jawab Erick.
(lh/mad)