Menanggapi hal tersebut, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jawa Tengah, Sarwa Permana mengatakan, pihaknya sudah melakukan langkah antisipatif di daerah-daerah bencana, terutama daerah rawan terkena dampak banjir lahar dingin Gunung Merapi.
"Antisipasi bencana musim hujan paling tinggi di Jateng adalah lahar dingin Gunung Merapi di Magelang," kata Sarwa di gedung DPRD Jateng, Jl Pahlawan, Semarang, Selasa (30/10/2012).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Pihak provinsi, Dinas Kesehatan dan Dinas Sosial secara bersama-sama sudah merapatkan barang-barangnya di Bakorwil Magelang," jelas Sarwa.
Selain menghadapi banjir lahar dingin, BPBD Jateng juga mengantisipasi bencana lainnya yang sering menimpa daerah di Jateng saat musim hujan.
"Antisipasi longsor di Banyumas, Purbalingga, Wonosobo, Purbalingga, Temanggung, dan Karanganyar. Banjir dari luapan bengawan Solo ada di Klaten, Solo Raya, dan Sukoharjo. Sedangkan luapan sungai Pemali Juana adalah Pati, Rembang, Kudus, dan Demak, daerah-daerah itu kita sudah rutin melakukan antisipasi," terang Sarwa.
Bentuk antisipasi daerah banjir, lanjut Sarwa, adalah dengan menyapkan bahan banjiran seperti karung untuk menahan luapan air dari sungai sehingga terhindar dari banjir.
"Tindak lanjut dari surat Gubernur, kami sudah menyiapkan bahan banjiran, posko, dan logisitik," tandas Sarwa.
"Untuk daerah Karimunjawa kami sudah perintahkan mengirim beras untuk antisipasi terjadinya ombak tinggi," imbuhnya.
Sebelumnya, Ketua PMI Jateng, Sasongko Tedjo mengatakan, untuk mengantisipasi banjir lahar dingin Gunung Merapi, PMI telah menyiapkan tiga cabang PMI yaitu di Magelang, Boyolali dan Kelaten. Selain itu, pihaknya juga menyiapkan relawan, sistem komunikasi dan logistik.
"Jumlah relawan delapan ratus orang, tidak hanya di tiga cabang itu, tapi yang jelas mereka siap dipanggil kapan pun jika sewaktu-waktu terjadi banjir lahar dingin," ujar Sasongko.
(alg/try)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini