Tiga hari ini, jutaan umat muslim melempar jumrah secara bersamaan dalam satu waktu dan tempat di Mina. Jarak yang lumayan jauh dan tidak hapalnya tanda-tanda di Mina yang membuat sebagian besar jamaah haji Indonesia tersesat.
Tenda jamaah haji Indonesia yang berada di kawasan Moaisem. Jarak tenda jamaah dengan tempat melempar jumrah sekitar 2-3 km atau 4-6 km pergi-pulang (PP).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut dia, sebagian besar jamaah yang tersesat adalah yang lanjut usia. Kebanyakan mereka terpisah atau tertinggal rombongan saat melempar jumrah. Namun ada pula yang terpisah saat perjalanan dari Muzdalifah menuju Mina ataupun saat tawaf Ifada di Masjidil Haram.
Jamaah yang tersesat jalan seusai melempar jumrah karena jalan atau jalur yang dilewati saat pergi dan pulang berbeda. Mereka sering kali tidak melihat dan menghapal tanda-tanda penunjuk jalan yang dibuat pemerintah Arab Saudi. Semua jamaah yang tersesat sudah dikembalikan ke tenda rombongan.
"Mina yang luas dan ada jutaan orang berkumpul di tempat itu yang membuat jamaah tersesat. Tidak hanya orang-orang tua saja namun ada pula yang orang muda yang juga tersesat," katanya.
Sementara itu, berdasarkan pantauan detikcom paling banyak jamaah yang tersesat pada hari pertama seusai mabit di Muzdalifah menuju Mina. Mereka ada yang tersesat hingga berjam-jam dan masih mengenakan pakaian ihram. Namun kalau tersesat di sekitar pintu terowongan Moaisem yang berdekatan dengan tenda jamaah akan langsung dibantu diantarkan menuju tenda.
Saat ini sudah banyak jamaah haji Indonesia yang kembali ke hotel tempat menginap semula di Mekkah. Mereka sebagian besar melakukan nafar awal. Namun ada pula yang menyelesaikan hingga nafar sani/akhuir selama 3 hari.
(bgs/try)