Gunung Egon di NTT Hujan Batu, 2 Desa Direlokasi

Gunung Egon di NTT Hujan Batu, 2 Desa Direlokasi

- detikNews
Selasa, 14 Sep 2004 12:48 WIB
Bandung - Dua desa yang ada di kaki Gunung Egon di sisi selatan, direkomendasikan untuk dipindahkan. Warga Desa Welimwatu dan Baukerengit, 2 desa yang disarankan untuk dipindahkan itu sendiri sudah diungsikan ke Desa Natakoli sejak tanggal 4 September 2004 lalu."Dua desa yang kami kosongkan sejak 4 September 2004 itu, sudah terkena hujan batu dan material pijar dari letusan Gunung Egon. Dua desa itu memang berada pada daerah bahaya I Gunung Egon dan memang tidak aman untuk dijadikan tempat hunian," tutur Dr Ir Syamsul Rizal, Kasubdit Pengamatan Gunung Api Wilayah Timur, Direktorat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (DVMBG) ketika dihubungi detikcom dari Bandung, Selasa (14/9/2004).Dr Syamsul Rizal sejak awal September 2004 ini memimpin langsung timnya untuk memantau aktivitas Gunung Egon yang ditengarai menunjukkan peningkatan aktivitas vulkanisnya sejak awal tahun 2004 ini. Dari pemantauan dan pengukuran yang ada, status aktivitas gunung ini akhirnya ditetapkan berada pada status "Awas" atau level tertinggi. Dengan status ini, maka penduduk yang bermukim di daerah bahaya harus diungsikan.Menurut Dr Syamsul Rizal, pengungsian terhadap sekitar 2 ribu warga di kaki Egon itu dilakukan oleh Pemda Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur. "Kami hanya memberikan rekomendasi teknis menyangkut aktivitas gunung itu. Penanganan pengungsi dilakukan oleh Pemda setempat," paparnya lagi.Menurut Syamsul Rizal, bahaya dari letusan Gunung Egon ini untuk sementara memang lebih mengarah ke sisi selatan. Sedangkan di sisi utara gunung itu sendiri, hingga saat ini baru terlanda hujan abu. "Di sisi utara, ada desa Waigete. Kendati daerah itu relatif lebih aman dibandingkan sisi selatan, warga setempat juga melakukan pengungsian. Daerah itu terlanda hujan abu dan debu," tuturnya.Aktivitas Gunung Egon menurutnya masih fluktuatif dan terlalu dini untuk dikatakan telah menurun. Letusan terbesar yang terjadi pada periode erupsi kali ini tercatat pada tanggal 9 September 2004 dengan ketinggian kolom asap mencapai 5 ribu meter. "Hampir setiap hari terjadi letusan. Rata-rata ketinggiannya antara 2 ribu hingga 3 ribu meter," kata Dr Syamsul lagi.Dari pengukuran seismik yang dilakukan, tercatat masih terjadi adanya gempa-gempa vulkanis dan tremor (getaran akibat adanya aliran magma,-red). "Kami perkirakan, masih akan terus terjadi letusan-letusan. Karena itu, Status Awas masih ditertahankan," tambahnya lagi.Pemantauan di gunung itu menurut Dr Syamsul Rizal saat ini hanya mengandalkan perangkat seismograf untuk memantau aktivitas seismiknya. Sementara pengukuran dengan parameter lain seperti deformasi sudah tidak dilakukan. Pada awal terjadinya peningkatan aktivitas, pengukuran deformasi atau gaya ungkitan dari perut bumi sudah dilakukan dan memberikan informasi berharga berupa sinyal bahaya dari gunung itu.Tim pemantau hingga saat ini masih berada di Pos Pengamatan Gunung Egon di Desa Nangatobong Waigete, yang berjarak sekitar 7 km dari pusat letusan. (nrl/)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads