Kampung Indonesia untuk Jamaah Haji di Tanah Suci

Laporan dari Arab Saudi

Kampung Indonesia untuk Jamaah Haji di Tanah Suci

- detikNews
Sabtu, 13 Okt 2012 00:07 WIB
Madinah, - Jumlah calon jamaah haji Indonesia yang terus bertambah banyak. Untuk mengatasi kesulitan dalam hal akomodasi terutama pemondokan, perlu adanya "Kampung Indonesia" di Makkah.

Saat ini Arab Saudi terus melakukan pembangunan di Makkah. Pemerintah Indonesia bisa meminta lahan, meski agak jauh namun telah terkoneksi dengan subway. Dengan demikian akomodasi dan transportasi jamaah akan lebih mudah.

"Mumpung Arab Saudi sedang gencar membangun dan melakukan perluasan di sekitar Makkah, kita bisa meminta lahan yang sedikit agak jauh tapi bisa menampung banyak jamaah," ungkap Wakil Ketua DPR RI, Anis Matta kepada wartawan di sela-sela kunjungan di Madinah, Jumat (12/10/2012).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut Anis, hubungan baik antara pemerintah Indonesia dengan Arab Saudi bisa melalui G to G. Pemerintah bisa meminta pemerintah Arab Saudi untuk menyediakan lahan, meskipun agak jauh dari Kota Makkah.

"Asal pembangunan kampung Indonesia itu terkoneksi dengan subway dan monorail sehingga jamaah lebih mudah menuju Makkah," katanya.

Anis mengatakan pembangunan ini akan melepaskan Indonesia dari ketergantungan dan kesulitan dalam menyediakan pondokan setiap tahun kepada jamaah. Negara lain yang mempunyai jamaah yangh banyak, pasti mempunyai keinginan dan rencana yang sama untuk membangunan tempat seperti itu.

"Saya yakin ini kalau kita mau bisa direalisasikan. Mumpung Arab Saudi sedang memiliki program pembangunan jalur kereta yang menghubungkan kota-kota di Arab Saudi dan jalur subway," katanya.

Menurut dia, bila pondokan ini jika bisa terealisasi tidak akan kosong atau hanya ramai saat musim haji saja. Sebab jumlah jamaah Indonesia yang umroh setiap tahun yang ke Arab Saudi sudah mencapai 400 ribu.

"Ini juga akan bisa menekan ongkos naik haji dan umroh. Selain itu akan semakin banyak orang Indonesia tidak bisa haji karena daftar tunggunya lama, tapi bisa melakukan umroh karena harganya yang semakin murah," katanya.

Hal senada juga dikatakan anggota Fraksi PDIP, Ganjar Pranowo menambahkan langkah ini sebaiknya dipikirkan serius sebagai sebuah alternatif untuk mengatasi masalah akomodasi. Sebab semakin tahun angka antrian rakyat Indonesia yang mendaftar untuk berangkat haji semakin lama hingga 19 tahun.

"Biaya haji pun akan bisa lebih stabil setiap tahun. Secara akumulatif ongkos pembangunan juga akan bisa tertutupi dalam waktu 5-6 tahun. Ini akan sangat membantu para jemaah haji," pungkas Ganjar.

(bgs/van)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.

Hide Ads