"Waktu aku kecil aku terlambat bicara, mengapa bisa begini kami tak minta. Motorik aku terhambat juga emosional, kumohon dibantu menyongsong masa depan,” Kharisma Rizky Pradana menyanyi dengan lantang dalam acara gelar seni Indonesian Art di kampus Universitas Stikubank (Unisbank), Mugas, Semarang, Rabu (10/10/2012).
Bocah yang akrab disapa Kharisma itu bernyanyi dengan iringan empat teman-temannya yang tergabung dalam sebuah band bernama Band Autis. Nama band tersebut diambil karena memang seluruh personilnya terdiri dari anak-anak autis yang menimba ilmu di Sekolah Luar Biasa (SLB) Negeri Semarang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Rona bangga terlihat di wajah guru pembimbing mereka, Harsono. Band yang ia bimbing kurang lebih selama tiga tahun itu sudah mengukir prestasi yang membanggakan. Undangan manggung pun datang dari berbagai daerah. Harsono mengatakan, Band Autis yang digawangi oleh Reno Ammarullah (bass), Faisal (kibor), Cindy (kibor), Husein (drum) Kharisma (vokal) dan Eno (vokal) adalah band dengan personil anak-anak autis pertama di dunia.
“Ini adalah band autis pertama di dunia. Prestasi pun sudah banyak terukir. Mereka juga sudah pernah dipanggil untuk memamerkan kebolehannya di Kementerian Pendidikan di Jakarta,” pungkas Harsono.
“Tanggal 5 Oktober kemarin kami ke Bali. Hari ini Eno tidak masuk karena orang tuanya sakit,” timpal Kharisma.
Kemampuan personil Band Autis, lanjut Harsono, terbilang luar biasa karena hanya dengan mendengar lagu dan sedikit latihan mereka bisa mengaplikasikannya. Awalnya Harsono selaku guru seni musik dan kepala Sekolah SLBN Semarang Drs Ciptono tertantang untuk membuat band yang beranggotakan murid-murid berkebutuhan khusus didikannya. Lalu Harsono dibantu guru lainnya melakukan pencarian bakat musik diantara murid-murid dengan cara memperhatikan gerak-geriknya.
“Untuk mencari anak autis berbakat cukup sulit. Kami mengamati anak-anak dari gerakan yang kira-kira mengandung musikalisasi. Contohnya Reno, saat itu gerakannya menyerupai ritme orang yang sedang bermain drum dan ternyata dia benar-benar bisa,” tutur Harsono.
Sejak saat itu ia mulai melatih personil-personil Band Autis dengan mengerahkan kesabaran dan jerih payahnya. Meskipun para personil mudah mempelajari sebuah lagu, Harsono dan guru pembimbing lainnya kualahan saat tujuh bocah autis tersebut mulai kehilangan mood dan mengamuk.
“Kami latihan Jumat pagi saat yang lain pelajaran senam. Jika mereka sudah mulai mengamuk, kami bekerjasama dengan orang tua masing-masing,” ujar Harsono.
Dengan lagu andalan Autisme ciptaan kepala sekolahnya, Band Autis sudah berkeliling Indonesia yaitu di Pulau Jawa, Sumatera, Kalimanta, dan minggu lalu mereka unjuk gigi di pulau Bali. “Ada suka dan dukanya. Dukanya ketika mereka mengamuk, tapi sukanya saat melihat mereka manggung, kelihatan cakep-cakep,” tandas Harsono.
Band Autis tidak hanya mengandalkan satu lagu ciptaan kepala sekolahnya itu, mereka juga mahir membawakan lagu-lagu daerah dan lagu pop Indonesia. Dalam acara yang diadakan Unisbank, mereka juga menyanyikan lagu Suwe Ora Jamu, Terlalu Cinta, dan Indonesia Pusaka. Penonton pun selalu bertepuk tangan riuh setiap kali mereka selesai membawakan sebuah lagu.
Sementara itu, Kharisma sendiri tidak hanya berprestasi di dalam Band Autis. Saat ia berumur Sembilan tahun, Kharisma tercatat dalam museum rekor Indonesia sebagai penyandang Autisme yang hafal 250 lagu. “Itu dulu, sekarang saya sudah hafal 650 lagu dari lagu Indonesia dan ada lagu baratnya,” kata Kharisma.
“Bahkan semasa kecilnya ia sudah mulai membaca koran sejak umur dua tahunan,” imbuh Harsono.
Tidak hanya memperlihatkan kemampuan bermusik mereka, suara indah Kharisma dan alunan musik dari teman-temannya di Autis Band juga mengajak orang-orang yang memiliki kebutuhan khusus untuk berprestasi dengan berusaha dan dorongan dari orang tua.
"Kami tidak bisa berimajinasi, kami tidak punya khayalan, kami tak bisa bersosialisasi. Namun bukan kami bodoh. Mama Papa jangan sedih ku mampu berprestasi. Teman jangan kecil hati ayo buktikan. Mungkin cara Tuhan beri kita keganjilan. Tunjukkan pada dunia tentang Maha KuasaNya,” lirik lagu Autisme dari Band Autis itu pun terngiang di telinga penonton yang mendengarnya.
(alg/trq)