"Adegan yang dipilih untuk dibuat patung utama adalah saat Jenderal Sudirman pimpin perang gerilya meski ditandu," kata Kapusjarah TNI Brigjen Rusdi Zaini di dalam paparannya kepada Presiden SBY.
Pemaparan berlangsung di lokasi dibangunnya monumen di halaman Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta Timur, Selasa (9/10/2012).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Areal monumen akan dibangun di atas lahan berukuran seluas 80 x 80 meter. Tinggi patung utamanya yang dibuat dari tembaga itu 12 meter, panjang 17 meter dan lebar 5 meter.
"Di bawah patung akan dibangun 8 relief sejarah perjuangan Jenderal Sudirman memimpin perang gerilya, termasuk perjuangan Ibu Sudirman hingga pemakamannya," papar Rusdi.
Monumen perang kemerdekaan ini fisiknya sama dengan monumen Trikora dan Dwikora yang sudah berdiri yaitu dilengkapi dengan taman dan dikelilingi relief yang menggambarkan adegan sejarah perjuangan bangsa.
"Ada 21 relief yang menggambarkan adegan perjuangan bangsa mulai Kebangkitan Nasional 1908, Sumpah Pemuda 1928, proklamasi kemerdekaan 1945, pendudukan Jepang, perang mempertahankan kemerdekaan dari agresi militer Belanda, hingga kembali ke UUD pada 1959," urai Rusdi.
Di antara barisan relief itu juga ada yang menggambarkan upaya TNI memberantas berbagai aksi pemberontakan di tahun-tahun awal kemerdekaan RI. Mulai dari penumpasan pemberontakan PKI di Madiun pada 1948, Angkatan Perang Ratu Adil (APRA), Republik Maluku Selatan (RMS), PRRI Permesta hingga DI/TII di Jabar, Jateng, Jatim, Aceh, Sulsel dan Kaltim.
Kepada para veteran, Presiden SBY menjelaskan ide membangun monumen ini adalah mengenang perang perjuangan kemerdekaan. Kemerdekaan RI yang selama ini dinikmati bukan hanya karena diplomasi di jalur politik yang sukses namun juga kegigihan para pejuang yang bertempur.
"Kita berterimakasih kepada Bung Karno dan Bung Hatta, tetapi kita jangan lupa kepada para pejuang perang kemerdekaan," sambung SBY.
Lebih lanjut SBY meminta agar nanti monumen perjuangan, Trikora dan Dwikora di Kompleks Mabes TNI ini dibuka bagi umum sehingga warga masyarakat luas bisa ikut menyaksikannya dan belajar dari sejarah.
Setelah menyampaikan sambutan, Presiden SBY bersama-sama rombongan veteran meninjau monumen yang Seroja, Trikora dan Dwikora.
Peninjauan ini tak ubahnya ziarah sebab di setiap monumen itu dicantumkan nama anggota TNI yang gugur dalam tugas.
(aan/nrl)











































