Hingga hari ke-15 di Madinah, setidaknya ada sekitar 800-an jamaah yang kebingungan ketika hendak pulang ke pondokan. Sebagian besar mereka adalah jamaah lansia. Mereka kebingungan pulang ke pondokan seusai salat wajib di masjid. Salah satu penyebabnya adalah tidak hapal pintu masuk atau terpisah dengan rombongan.
"Ini sebenarnya hal yang wajar karena mereka baru di sini, baru sekali bepergian jauh dan sebagian besar yang mengalami adalah jamaah lansia," Kepala Seksi Pengamanan dan Kasus Misi Haji Indonesia, Payumi Abdul Aziz, Jumat, (5/10/2012).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Rata-rata setiap hari ada lebih dari 50 orang jamaah tersesat. Kalau secara keseluruhan lebih dari 800-an jamaah," katanya.
Beberapa pengakuan dari jamaah yang tersesat, mereka mengaku tidak hapal nomer pintu atau gate saat masuk masjid. Padahal jumlah pintu baik untuk jamaah laki-laki dan perempuan banyak sekali.
Mereka hanya berpedoman hanya ada payung besar mengembang setiap pagi hingga sore hari. Padahal payung tersebut jumlahnya puluhan mengelilingi masjid. Setiap habis salat Maghrib atau malam hari payung tersebut menutup. Hal itu yang membuat mereka bingung karena payung untuk peneduh itu sudah tidak ada lagi.
Demikian pula saat jamaah keluar dari pemondokan hampir semua bangunan hotel bentuknya mirip dengan gedung menjulang tinggi hingga lebih dari 10 lantai.
Lorong-lorong jalan di kanan-kiri hotel juga nyaris sama karena ditempati para pedagang yang menjual berbagai suvenir dan keperluan jamaah. Jarang sekali jamaah menghapal nama hotel.
"Kita juga harus maklum. Petugas sektor yang berdekatan dengan pondokan maupun yang berada di dekat masjid yang bekerja ekstra untuk mengantar mereka yang tersesat. Polisi Arab Saudi juga bisa membantu mengantar bila jamaah membawa kartu nama hotel," kata Payumi.
Sementara Petugas Sektor Pengamanan Khusus yang bertugas di tempat jamaah wanita di Masjid Nabawi, Fajar Effendi mengungkap jumlah jamaah perempuan lansia paling sering mengalami kebingungan saat pulang ke pondokan. Ada jamaah yang paling sering kesasar dan selalu menjadi langganan petugas untuk diantar menuju pondokan.
"Tempat yang paling rawan diantaranya di tempat wudhu dan yang paling banyak kesasar ," katanya.
Hal senada diungkapkan Sunarto, petugas pengamanan sektor khusus yang bertugas di tempat wudhu jamaah pria di gate 10. Jamaah yang tersesat tidak langsung diantar namun dicatat dan dikumpulkan terlebih dulu.
"Kalau tersesatnya seusai salat Maghrib, kita kumpulkan lebih dulu. Kemudian kita minta untuk salat Isya. Namun kita beri pesan setelah salat berkumpul di dekat pintu 10. Setelah itu baru diantar petugas," kata Sunarto.
(bgs/try)