Pesawat lepas landas pukul 04.00 dini hari waktu setempat Kamis (4/10/2012) dan dijadwalkan tiba di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banteng, pukul 22.00 WIB di hari yang sama.
Demikian disampaikan Direktur Informasi dan Media, PLE Priatna di Jakarta.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Priatna menambahkan, Senin (1/10) lalu Kemlu juga telah merepatriasi 20 WNI. Dengan demikian, hingga hari ini jumlah WNI Suriah yang telah direpatriasi melalui Beirut, Lebanon mencapai 50 orang.
"Mereka merupakan bagian dari ratusan Warga Indonesia yang tengah ditampung di tempat perlindungan (shelter) milik KBRI Damaskus akibat berbagai masalah dan gangguan keamanan dalam negeri Suriah," tutur Priatna.
Sementara itu dari Beirut, Kepala Fungsi Protokol dan Konsuler KBRI Beirut Soemarjanto Karyasentika menjelaskan, 30 WNI tersebut sebelumnya menempuh perjalanan 1 jam dari penampungan KBRI Damaskus menuju Beirut.
"Mereka menggunakan bus sewa dan melalui rute jalan di wilayah Suriah yang relatif aman," tambah Soemarjanto yang kali ini mengomandoi tim di lapangan.
Tiba di loket imigrasi perbatasan Lebanon, rombongan disambut petugas KBRI Beirut yang sebelumnya telah mempersiapkan pengisian formulir aplikasi visa guna mempermudah dan mempercepat pergerakan rombongan.
Dari pantauan di lapangan, suasana perbatasan yang padat tidak menghalangi kecepatan pelayanan pihak imigrasi Lebanon, khususnya kepada WNI dari Suriah. Pemerintah Lebanon menunjukkan fleksibilitas dalam menerapkan kebijakan visa bagi WNI pada kegiatan repatriasi ini.
Selain tidak perlu turun dari bus, kemudahan bagi WNI dalam memperoleh visa adalah biaya yang dibebaskan.
Pengurusan visa cukup diwakilkan oleh petugas dari KBRI Beirut dan Damaskus. Untuk mempercepat urusan di perbatasan, otoritas Lebanon juga menyiapkan satu jalur loket imigrasi khusus bagi WNI.
"Sesuai komitmen pemerintah Lebanon, WNI dari Suriah yang akan singgah di Lebanon pada masa sulit ini mendapatkan banyak kemudahan pengurusan di perbatasan. Pemerintah Lebanon juga menambah jumlah personelnya di loket imigrasi untuk bantu mempercepat pengurusan visa masuk WNI," terang Soemarjanto.
Dari perbatasan Masna’a, rombongan melanjutkan perjalanan darat menuju jantung kota Beirut. Jika lalu lintas tidak padat, perjalanan ke pusat kota Beirut dari perbatasan Masna’a dapat ditempuh sekitar 45 menit hingga 1 jam.
Tiba di ibu kota Lebanon, 30 WNI tersebut diarahkan langsung menuju penampungan KBRI Beirut untuk persiapan penerbangan panjang ke Tanah Air beberapa jam kemudian.
Jika waktu masih tersisa cukup panjang sebelum keberangkatan ke Jakarta, selama di Beirut para WNI menggunakan waktu untuk berbagai keperluan pribadi termasuk menghubungi saudara di Tanah Air, istirahat, makan dan lain-lain.
Petugas di KBRI telah mempersiapkan kebutuhan logistik berupa makanan, tempat tidur dan fasilitas kesehatan berupa obat-obatan serta dokter yang siap dipanggil jika diperlukan.
(nik/nrl)