Polisi: Tawuran SMA 70 & SMA 6 Sudah Jadi Warisan

Polisi: Tawuran SMA 70 & SMA 6 Sudah Jadi Warisan

- detikNews
Rabu, 03 Okt 2012 07:35 WIB
Tawuran (ilustrasi)
Jakarta - Perkelahian antarpelajar Sekolah Menengah Atas (SMA) 70 dan SMA 6 Jakarta disinyalir sudah menjadi warisan dan terjadi sejak lama. Dua sekolah yang letaknya bertetanggaan itu sudah saling menganggap musuh bebuyutan satu sama lainnya.

Hal itu terungkap dari hasil pemeriksaan terhadap sejumlah siswa SMA 70 yang diduga terlibat dalam aksi tawuran yang mengakibatkan Alawy Yusianto Putra, siswa SMA 6 tewas pada Senin (24/9) lalu.

"Tawuran ini warisan dari senior-seniornya. Sepeti tertanam, musuh kita (SMA 70) adalah SMA 6 dan begitu juga sebaliknya, SMA 6 anggap SMA 70 itu musuhnya," jelas Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Rikwanto di Jakarta, Selasa (2/10/2012).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Rikwanto mengatakan, 'doktrin' tersebut sudah tertanam pada setiap generasi SMA 6 dan SMA 70. Bahkan, masing-masing siswa sekolah tersebut membagi 'wilayah' kekuasaannya.

"SMA 70 menganggap Bulungan itu wilayah mereka, sehingga kalau ada SMA 6 masuk dianggap perang. SMA 6 anggap Jalan Mahakam itu milik mereka, sehingga kalau ada SMA 70 masuk wilayah Mahakam itu dianggap perang," jelasnya.

Bahkan para siswa SMA 70 telah membentuk sebutan tersendiri untuk tingkatan kelas 2 dan kelas 3. Sebutan ini menjadi populer di lingkungan sekolahnya dan seakan menjadi cap bagi tiap angkatan.

"SMA 70 Kelas 2 disebut geng balistik dan geng di kelas 3 disebut gestapo, ini diturunkan terus," kata dia.

Sementara di SMA 6 tidak berlaku label tersebut. SMA 6 cenderung menyoliditaskan kekuatan mereka bila bertemu dengan lawannya di 'medan perang'.

"SMA 6 tidak ada geng, tapi kelas 1-3 mereka bersatu. Tidak ada geng ini yang maju atau geng ini yang maju," katanya.

Terkadang, tidak ada pemicu dalam tawuran antarpelajar itu. Namun pemahaman negatif seperti inilah yang menimbulkan rasa kebencian terhadap lawannya ketika bertemu di luar sekolah.

"Dari keterangan mereka, ini warisan dari senior-seniornya," katanya.

(mei/trq)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads