Hal itu disampaikan Duta Besar RI Luar Biasa Berkuasa Penuh untuk Kerajaan Belanda Retno Lestari Priansari Marsudi pada reuni keluarga Maluku di Gedung De Spil De Caroussel, Ommen, dekat Zwolle, sekitar 190km arah Timur Laut dari Den Haag, Sabtu (29/9/2012).
"Katong semua basodara, ale rasa beta rasa. Kita semua bersaudara, apa yang engkau rasakan, aku pun merasakannya," ujar Dubes di hadapan 700 tamu undangan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Serangkaian dengan itu, Dubes bersama-sama ibu-ibu generasi pertama masyarakat Maluku yang berimigrasi ke Belanda pada tahun 1950-an dan didampingi oleh Walikota Ommen, M.J. Ahne, telah meresmikan Monumen Pemukiman Pertama Keluarga Maluku di Kamp Laarbrug, juga di kota Ommen.
Dubes mengharapkan agar masyarakat Maluku yang juga telah berhasil di bidang pendidikan, olahraga, bisnis, politik, kebudayaan dan pemerintahan agar ikut terus berperan dalam upaya memperkuat hubungan kedua negara.
Sebelumnya Dubes menyampaikan apresiasinya atas apa yang telah dicapai oleh masyarakat Maluku di Belanda.
"Masyarakat Maluku telah dapat hidup berintegrasi dengan masyarakat Belanda tanpa kehilangan akar budayanya," demikian Dubes pada acara yang dimeriahkan berbagai atraksi kesenian dan pameran foto mengenai sejarah ketibaan keluarga Maluku di Belanda.
Apresiasi sama juga disampaikan para pejabat dan tokoh masyarakat setempat yang hadir, antara lain Ko Scheelde (Dewan Kotapraja), Fridus Steijlen (Ahli Antropologi Kebudayaan), dan Sam Pormes (akademikus dan senator Belanda pertama dari generasi Maluku).
Monumen Pemukiman Pertama Keluarga Maluku di Belanda itu berupa sebuah kerang di atas tonggak kayu, diletakkan di pintu masuk salah satu kamp dimana rombongan keluarga Maluku tiba di Belanda. Kamp tersebut saat ini telah menjadi camping ground yang indah.
Upacara peresmian monumen berlangsung dengan penuh keharuan dengan kehadiran beberapa warga Maluku generasi pertama yang sudah sangat uzur dan kini jumlahnya sudah tidak banyak lagi.
Peresmian dihadiri oleh sekitar 250 orang masyarakat Maluku di wilayah Zwolle, pejabat pemerintah setempat dan tokoh kota Ommen, tokoh masyarakat Maluku Pascal Amukawam, Sam Pormes, Julia Scholten Rada, serta Dewan Integrasi Provinsi Overijssel, Jithro Ubro.
(es/es)