PDIP: Pilgub DKI Melahirkan Jokowi Effect

PDIP: Pilgub DKI Melahirkan Jokowi Effect

- detikNews
Kamis, 27 Sep 2012 00:33 WIB
Jakarta - Euforia kemenangan Jokowi dalam Pilgub DKI Jakarta tidak saja menjadi inspirasi bagi masyarakat, tetapi juga partai politik. Menurut politisi PDIP Ganjar Pranowo, Pilgub DKI melahirkan fenomena yang disebut "Jokowi Effect".

"Pilkada DKI ini menghadirkan Jokowi Effect, ini menjadi preferensi model pilkada di tempat lain. Bagaimana kemudian partai bisa bergerombol banyak dan kalah, maka pola oligarki ini juga akan menjadi evaluasi," kata Ketua DPP PDIP Ganjar Pranowo, kepada wartawan di gedung DPR, Senayan, Jakarta, Rabu (25/9/2012).

Menurut Ganjar, figur Jokowi memiliki karakter yang bisa ditiru bagi pilkada di tempat lain. Diantaranya soal kekalahan koalisi partai-partai yang kalah menghadapi Jokowi yang hanya diusung PDIP dan Gerindra.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Istilahnya kemarin dikeroyok tapi tetap menang. Maka simbiosis mutualisme yang diciptakan inilah yang mestinya kita jadikan sebagai model, mesin (partai) juga bergerak calon juga dipilih, dan itu kemudian saya sebut sebagai Jokowi Effect, tentu ini menginspirasi untuk persiapan pilkada berikutnya di Jawa Barat, Jawa Tengah, Bali, Sulsel, dan Jatim, itu akan menjadi pertimbangan," ungkapnya.

Ganjar menerangkan, mungkin pola-pola seperti Jokowi akan dikloning di banyak tempat, meskipun ada faktor-faktor yang tidak seragam sesuai daerah dimana pilkada itu diselenggarakan.

"Jokowi dengan kotak-kotaknya, kemudian bicara program, masih ada. Emosional di kotak-kotaknya jalan, kreatifitasnya muncul. Fenomena itu luar biasa, dan kalangan menengah yang rasional bisa diyakinkan dengan track record. Bahkan banyak orang menentukan pilihan sebelum kampanye, karena masing-masing sudah membaca Foke begini, Jokowi begini," kata wakil ketua komisi III DPR itu.

"Tapi seperti di Jawa Tengah gaya-gaya ini harus ada judgement, di kampung saya bicara flashmob gimana? Nggak mungkin kan, ya itu mungkin dilakukan di kota-kota besar seperti Solo, Semarang, Purwokerto, tapi di Pubalingga atau Kebumen ya nggak," imbuhnya.

(bal/van)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads