Kerjasama itu berupa penggunaan akses jaringan komunikasi Interpol 1-24/7 yang beroperasi 24 jam sehari dan tujuh hari dalam seminggu, serta jaringan database Aseanapol e-Ads.
"Penggunaan akses tersebut memberikan keuntungan positif bagi BNN dan Polri. Selain mendapat informasi mengenai peta jaringan narkoba internasional kedua pihak akan lebih mudah mengungkap jaringan tersebut. Disamping kedua instansi dapat meningkatkan intensitas pelaporan narkoba di dalam negeri kepada markas besar Interpol," kata Kepala BNN, Komjen Pol Gories Merre.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Gories, nota kesepahaman yang ditandatangani dua instansi ini merupakan wujud dari implementasi lembaganya dalam upaya pemberantasan narkotika dalam mewujudkan Indonesia bebas narkoba tahun 2015.
Lebih jauh Gories mengatakan, perkembangan dan peredaran narkotika di Indonesia dalam kurun waktu tiga tahun terakhir cukup menunjukan angka yang signifikan. Terhitung dari 2008 ke 2011, terdapat sekitar 500 ribu orang menjadi korban narkoba.
"Angka prevelansi penggunaan narkoba di Indonesia masih tinggi," ujar Gories.
Hal itu dilihat dari penelitian yang dilakukan BNN dan Universitas Indonesia. Tahun 2008 sebanyak 1,99 persen dari penduduk Indonesia atau setara 3,3 juta jiwa menjadi penyalahguna narkoba. Tahun 2011 menjadi 2,2 persen atau setara 3,24 juta jiwa.
"Ini membuktikan angka penyalahgunaan narkoba terus berkembang pesat," paparnya.
Dari angka tersebut, penyumbang terbesar adalah berlatar belakang pekerja disusul kemudian pelajar dan mahasiswa sebesar 22 persen.
Di tempat sama, Wakapolri Komjen Nanan Sukarna menyambut baik kerjasama yang dilakukan Polri dan BNN. Terlebih kerjasama yang dibentuk itu dapat memaksimalkan kerja Interpol Polri yang tersebar di beberapa negara.
"Seperti yang saya katakan, kita itu bayar ke Interpol Rp 1 miliar kurang lebih untuk setahun. Itu untuk penggunaan sistem dan pemeliharaan. Kalau tidak digunakan mubazir," ujar Nanan.
Selain BNN, media dan masyarakat umum dapat mengakses informasi yang tersedia di sistem tersebut. "Ingin tahu si A di sana itu betul apa enggak kredible, itu bisa digunakan. Interpol ke sana. Ada pengusaha yang ingin inves ke Indonesia, betul enggak kredibel, itu bisa digunakan," terangnya.
(ahy/rmd)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini