Proses belajar-mengajar pun tidak berlangsung di kampus menyusul protes tersebut. Mahasiswa mengunci pintu gerbang dan tidak mengizinkan siapa pun masuk. Beberapa mahasiswa yang ingin ke dalam masuk, melalui celah pagar kawat di di bagian samping.
Sejumlah polisi dari Polsekta Helvetia dan Polresta Medan sudah bersiaga di sekitar kampus. Mereka belum masuk ke dalam kampus karena belum ada permintaan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Aksi anarki mahasiswa AMB ini dipicu kekecewaan karena tidak bisa ikut Ujian Keahlian Pelaut (UKP) yang diselenggarakan Direktorat Perhubungan Laut, Kementerian Perhubungan, di Jakarta. Para mahasiswa semester akhir akademi seperti AMB disyaratkan mengikuti ujian akhir ini.
Ternyata AMB tersandung masalah administrasi. Terakhir kali mahasiswa AMB diperkenankan ikut ujian pada November 2011. Mahasiswa AMB tidak lagi diperkenankan ikut ujian akhir itu sebelum manajemen AMB memenuhi Sistem Standar Mutu Kepelautan Indonesia (QSS) yang disyaratkan Kementerian Perhubungan.
Selain itu, setiap tahun harusnya akademi mengirimkan sejumlah dokumen seperi daftar instruktur tetap dan tidak tetap, jadwal pembelajaran, jadwal praktek, silabus, statistik jumlah siswa, daftar inventaris peralatan dan manual laboratorium, berikut foto inventaris. Ternyata hal ini tidak kunjung dipenuhi.
Kendati masalah QSS ini belum beres, AMB tetap mengirimkan mahasiswanya ke Jakarta untuk ikut ujian akhir tersebut. Belakangan 40 mahasiswa AMB yang tiba di Jakarta beberapa waktu lalu, ternyata tidak diizinkan ikut ujian.
Begitu tiba di kampus, mereka kemudian protes kepada manajemen. Protes itu ternyata tidak mendapat tanggapan sebagaimana diharapkan, makanya hari ini para mahasiswa berambut plontos itu mengamuk.
Kaca-kaca gedung berlantai tiga itu dipecahkan. Kursi di ruangan kelas dicampakkan dan spanduk diturunkan. Tidak ada laporan korban luka maupun penyanderaan. Manajemen masih belum memberikan keterangan resmi terkait masalah ini.
(rul/try)