Belasan Siswi SMK di Bantul Kesurupan Saat Upacara Bendera

Belasan Siswi SMK di Bantul Kesurupan Saat Upacara Bendera

- detikNews
Senin, 17 Sep 2012 16:29 WIB
Foto: m afifi/detikcom
Bantul - Belasan siswi SMK Negeri 1 Sewon Bantul DIY mengalami kesurupan massal saat mengikuti upacara bendera. Mereka menjerit histeris tanpa sebab yang jelas.

Peristiwa kesurupan massal itu bermula saat seorang siswi yang sempoyongan dan hampir terjatuh di tengah lapangan upacara, Senin (17/9/2012). Sejumlah siswa lain yang mengira korban pingsan, langsung menggotongnya ke teras musala sekolah. Namun tiba-tiba saja korban bangun dan menjerit histeris hingga membuat siswa lain panik.

"Kemarin itu kan ada Persami. Saat itu juga ada yang kesurupan tapi tidak banyak. Nah, tadi pas upacara itu ada yang pingsan, tapi mendadak dia menjerit dan ingin berlari. Pas kita panik, tiba-tiba ada siswi lain yang juga mengalami kejadian serupa," terang Suyuti, salah satu siswa yang ikut menolong korban.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dari pantauan detikcom, sejumlah siswi terlihat dikerubungi teman-temannya. Ayat-ayat suci Alquran dilantunkan. Sementara puluhan siswa lain secara bersama-sama membacakan pujian Nariyah di sekitar musala tempat siswi dirawat. Ada pula dua orang berpakaian koko dan berpeci putih ikut merawat para siswi yang masih menunjukkan gejala berontak dan sesekali menjerit histeris.

Kepala Sekolah SMK N 1 Sewon Sudaryati menyatakan, ada sekitar 12 siswi yang menunjukkan perilaku aneh saat upacara bendera tengah berlangsung. Pihak sekolah kemudian menghubungi Puskesmas setempat dan pemuka agama untuk menangani para siswi.

"Saya tidak menyatakan itu kesurupan ya, karena bisa saja mereka kelelahan setelah mengikuti perkemahan kemarin. Yang pasti kita sudah mengundang tim medis dan pemuka agama di kampung untuk ikut menangani," kata Sudaryati.

Menurut Sudaryati, akibat peristiwa itu kegiatan belajar mengajar tidak bisa dilangsungkan karena guru dan siswa ikut merawat dan menenangkan siswa lain.

"Hampir semua siswa yang tadi menunjukkan gejala aneh sudah normal dan tinggal satu atau dua yang belum sadar sepenuhnya. Tapi para guru sepakat pelajaran diakhiri lebih awal karena kami tidak ingin siswa belajar dalam kondisi cemas," tegas Sudaryati.

Peristiwa kesurupan massal di SMK ini bukan kali pertama terjadi. Sekitar akhir bulan April lalu, sejumlah siswa juga menunjukkan gejala seperti kesurupan. Saat itu, para siswa baru saja tiba disekolah usai mengikuti kegiatan perkemahan di Kabupaten Kulonprogo.

(try/try)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads