Senin (17/9/2012) dini hari, jarum jam menunjukan pukul 01.33 WITA. Lamuji, perantauan asal Nganjuk, Jawa Timur, terlihat asyik berbincang-bincang bersama rekan-rekannya sesama perantauan tanah Jawa, di Yayasan Karya Insani, Jl DI Panjaitan Gang AMD No 88, Samarinda. Yayasan itu menjadi tempat berkumpul 7 dari 22 jenazah yang akan diterbangkan ke Bandara Juanda Surabaya untuk kemudian dimakamkan ke sejumlah daerah di Jawa Timur dan Jawa Tengah.
Tersirat kesedihan mendalam Lamuji, meski dia berusaha untuk menutupi dengan tetap menebar senyum kepada siapa saja yang mengajaknya berbicara, termasuk sejumlah wartawan yang menemuinya. Betapa tidak, istrinya tercinta, Sumini (57), ikut menjadi korban kapal nahas itu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kejadian itu sekitar jam 9-10 malam. Sebelum tenggelam, kapal goyang. Ada orang teriak, kapal bocor. Tapi saya tidak tahu siapa yang bilang kapal bocor itu," kata Lamuji dalam perbincangannya bersama wartawan.
Saat yang bersamaan, hampir keseluruhan penumpang yang berada di lantai 1, terlihat terlelap. Lamuji yang mendengar teriakan kapal bocor itu, langsung tersadar bahwa nyawanya sedang dalam bahaya.
"Air sungai sudah masuk setengah kaki dari bagian depan kapal, saya di lantai bawah. Air deras masuk deras. Saya berusaha memegang jendela, tapi istri saya terlepas dari pegangan saya," kenang Lamuji.
Setelah berhasil memegang jendela kapal di lantai 1, Lamuji berusaha untuk naik ke lantai 2, dibantu sejumlah ABK yang menarik tangannya saat itu. Teriakan histeris di malam buta itu, kian terdengar nyaring.
"Ada pelampung, tapi tidak dikasih. Saat itu, penumpang di lantai 1 banyak yang tertidur sehingga terbilang cukup banyak yang tidak terselamatkan," ujarnya.
"Kira-kira lebih dari 100 orang penumpang yang ada saat itu. Yang paling banyak itu adalah barang-barang bawaan penumpang yang terlihat sesak. Ada teriakan meminta tolong saat itu," tambahnya.
Insiden tenggelamnya KM Surya Indah, berlangsung sangat cepat. Lamuji memperkirakan, 83 orang korban yang selamat adalah penumpang yang berada di lantai 2.
"Hitungan saya dalam waktu 5 detik, itu kapal sudah langsung tenggelam. Saya kira Banyak yang terjebak di ruang penumpang lantai 1, di ruangan saya itu," sebutnya.
Keinginan untuk berjualan di Barong Tongkok, Kutai Barat, bersama sang istri, pupus sudah. Sumini, ibu dari kedua anaknya yang kini ada di Nganjuk, Jatim, pergi meninggalkannya selama-lamanya. Meski begitu, Lamuji berupaya mengikhlaskannya.
"Rabu siang sehari sebelum berangkat dari Samarinda naik kapal itu, saya baru pulang dari Nganjuk. Saya ikhlas," kenangnya.
Ke-7 jenazah sekitar pukul 03.10 WITA dini hari tadi, dibawa menggunakan ambulans ke Bandara Sepinggan Balikpapan dan diperkirakan tiba di bandara sekitar pukul 05.00 WITA. Rencananya hari ini juga, ke-7 jenazah tiba di Bandara Juanda Surabaya.
Seperti diberitakan, KM Surya Indah karam di perairan Sungai Mahakam, di Kecamatan Muara Pahu, Kabupaten Kutai Barat, pada Kamis (13/9/2012) malam kemarin. Hingga Minggu (16/9/2012) malam, tercatat 83 orang selamat, 7 diduga hilang dan 22 orang meninggal dunia dari insiden tersebut.
Belum diketahui jelas penyebab insiden kapal tersebut. Beredar kabar sebelumnya, kapal tersebut mengangkut lebih dari 100 orang. Perjalanan kapal menuju Melak Kutai Barat, memakan waktu 18 jam perjalanan di Sungai Mahakam. Kapal yang dilengkapi berbagai persyaratan dokumen itu dinyatakan layak berlayar dan memiliki batas maksimal 96 orang penumpang dan barang seberat 40 ton.
(try/try)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini