"Dalam kasus-kasus tragis TKI di Malaysia, peran Kemenlu bersama Kemenakertrans ataupun KBRI, ternyata tidak mampu menunjukkan kesigapannya. Baik dalam menindaklanjuti permasalahan sebenarnya atau dengan bekerja keras untuk menuntaskan penyebab penembakan yang berujung kematian TKI," ujar Irgan, melalui release yang diterima detikcom, Jumat (14/9).
Menurut Irgan, saat ini Kemenlu dan KBRI hanya mengutip kronologis dan informasi versi kepolisian Malaysia. Hal ini mencerminkan bahwa Kemenlu dan KBRI tidak berdaya dalam mewujudkan aspek perlindungan TKI/WNI. Seharusnya Kemenlu bersikap proaktif dan membangun kewibawaan diplomatik, agar penanganan kasus serupa diletakkan secara hukum.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
24 Maret 2012
3 TKI asal Nusa Tenggara Barat (NTB) yaitu Herman (34), Abdul Kadir (25), dan Mad Noor (28) ditembak mati kepolisian Malaysia karena dugaan merampok perkampungan penduduk.
19 Juni 2012
3 TKI asal Jawa Timur yaitu Hasbullah (25), Sumardiono (34), dan Mursidi (28) ditembak mati karena kasus perampokan.
7 September 2012
4 TKI yang berasal Batam, Kepulauan Riau yakni Jony alias M Sin, Osnan, Hamid, dan Diden, serta satu TKI bernama Mahno, asal Madura, Jawa Timur, yang ditembak mati kepolisian Malaysia karena diduga sebagai pelaku perampokan.
βMeski mereka dalam tuduhan polisi melakukan perampokan, tapi apakah semuanya harus ditembak sampai mati dan bahkan di antaranya menjadi korban sangat mengenaskan. Inilah yang mengganggu perasaan kita sebagai bangsa, dengan melihat begitu mudahnya polisi Malaysia menghilangkan nyawa TKI,β lanjut Irgan.
Sebelumnya, empat warga negara Indonesia tewas ditembak oleh polisi Malaysia. Polisi memburu mereka karena merampok WN Jepang dan bermaksud mengulang kejadian tersebut.
"Ada empat orang yang tewas ditembak," kata Fungsi Penerangan dan Sosial Budaya Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Kuala Lumpur, Suryana Sastradiredja.
Empat WNI yang dimaksud berinisial MY, TA, AR dan satu lagi belum didapatkan identitasnya. Peristiwa pengejaran yang berujung penembakan ini terjadi pada 7 September lalu di Negara Bagian Perak, Malaysia.
Suryana menjelaskan sehari sebelumnya, keempat orang ini berhasil merampok seorang WN Jepang. WN Jepang tersebut disekap, dan barang-barangnya digasak. Polisi mengetahui posisi keempat orang itu keesokan harinya, saat mereka hendak melakukan aksi serupa. Bukannya menyerahkan diri, mereka malah kabur.
"Dikejar kemudian terjadi tembak menembak, akhirnya 4 orang tewas di lokasi," tutur Suryana.
(ahy/ahy)