"Nggak ada itu. Dia berani, sampai hukuman mati ditembak dia berani," ujar salah satu pengacara Hartati, Tumbur Simanjuntak di Gedung KPK, Jl HR Rasuna Said, Kuningan, Jakarta Selatan, Rabu (12/9/2012).
Menurut Tumbur, kliennya menangis karena kecewa sebab niatnya mengembangkan bisnis dan perekonomian di Buol malah dituding melakukan pemerasan. Bahkan Hartati ditetapkan sebagai tersangka.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hartati hari ini memenuhi panggilan KPK, setelah sebelumnya absen. Dengan mengenakan blus putih dengan rok warna hitam dan berselop, dia mendatangi KPK tadi pagi sekitar pukul 09.45 WIB dengan menggunakan ambulans.
Hartati naik kursi roda bertuliskan RS Medistra. Dia sempat melambaikan tangan kepada para wartawan.
Di atas kursi rodanya, Hartati terus menangis. Dia tampak menyeka air matanya berkali-kali dengan tisu di tangannya. Matanya sembab dan terlihat merah. Dia kemudian didorong terus masuk lift untuk dibawa ke ruang penyidik KPK.
Hartati yang merupakan Dirut PT Murdaya Inti Plantation (MIP) sebelumnya absen memenuhi panggilan pemeriksaan KPK sebagai tersangka dalam kasus suap untuk Bupati Buol, Amran Batalipu. Hartati sebelumnya dikabarkan sakit kejang-kejang dan sempat dirawat di RS Medistra.
(nik/ndr)