1. Sungai Matanza-Riachuelo, Buenos Aires - Argetina
|
(dok Take Part)
|
Menteri Lingkungan Maria Julia Alsogaray pada 1993 saat Presiden Carlos Menem, pernah memaparkan proyek 3 tahun membersihkan sungai ini, namun tak pernah dimulai. Akhirnya Maria dituntut ke pengadilan karena penyalahgunaan dana publik.
Menurut koran Argentina, Pagina, dana yang dialokasikan sebesar US$ 250 juta, namun banyak penyimpangan dalam penggunaannya. Dari jumlah itu, hanya US$ 1 juta yang benar-benar dipakai untuk membersihkan sungai. Sisanya dipakai untuk proyek sosial tak jelas sebesar US$ 150 juta dan tersisa hanya US$ 90 juta.
Pada masa Presiden Nestor Kirchner, pembersihan sungai Matanza ini diprioritaskan. Beberapa langkah pun diambil namun masih ada masalah kesehatan dan urbanisasi di bantaran kali itu. Proyek pembersihan yang baru dimulai pada tahun 2012 dan diperkirakan akan kelar 2024 yang diperkirakan menelan dana Rp 48,8 triliun. Proyek ini juga didukung Bank Dunia dan International Development Bank (IDB).
2. Sungai Citarum, Jawa Barat-Indonesia
|
(dok Reuters)
|
Sungai ini terlihat seperti lautan sampah, namun juga menjadi sumber air bagi pertanian dan penduduk sekitar. Pada Desember 2008, Asian Development Bank menyetujui untuk menggelontorkan dana US$ 500 miliar hanya untuk membersihkan sungai.
3. Sungai Buriganga, Dhaka-Bangladesh
|
dok interestingfacttoday.com
|
4. Sungai Yamuna, New Delhi-India
|
dok India Net Zone
|
Halaman 2 dari 5











































