Sardjono mengunjungi Pulau Ubi bersama detikcom pada Senin (10/9/2012) kemarin. Selama ini, Sardjono dan keluarganya tidak pernah mendatangi Pulau Ubi, karena yang mereka tahu ayahnya ditembak mati dan dimakamkan di Pulau Onrust atau yang dikenal dengan Pulau Kapal.
Tidak ada penjelasan sama sekali dari pemerintah atau siapa pun yang lebih detil selama ini kepada Sardjono dan keluarganya di mana sebetulnya ayahnya dieksekusi dan dimakamkan. Keluarga berkali-kali menanyakan kepada pemerintah dan selalu dijawab hanya dengan jawaban yang tidak memuaskan: Kartosoewirjo ditembak mati dan dimakamkan di sebuah pulau di Kepulauan Seribu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya sudah beberapa kali ziarah ke makam bapak di Pulau Onrust. Biasanya saya lakukan setelah Idul Fitri. Tapi, Idul Fitri tahun ini saya belum ke sini lagi," kata Sardjono kepada detikcom saat tiba di Pulau Onrust setelah menyaksikan sudah tenggelamnya Pulau Ubi.
Sejatinya, selama ini Sardjono dan keluarga masih meragukan bahwa ayahnya dimakamkan di Pulau Onrust, karena memang informasi yang beredar masih simpang siur. Sampai kemudian muncul foto-foto eksklusif mengenai proses eksekusi mati Kartosoewirjo yang diperlihatkan politisi Gerindra yang juga kolektor benda-benda bersejarah, Fadli Zon, kepada dirinya.
"Foto-foto itu asli. Saya bisa melihat keaslian foto-foto itu. Salah satunya dari bentuk kertas yang tidak halus dan potongan foto yang memperlihatkan bahwa foto itu dipotong dengan alat pemotong kertas foto sekitar tahun 1960," kata Sardjono yang kini berusia 55 tahun.
Dengan adanya foto-foto itu, Sardjono meyakini sebenarnya ayahnya dieksekusi mati di Pulau Ubi dan dimakamkan di sana. Karena itulah, sejak itu dia berkeinginan untuk berkunjung ke Pulau Ubi untuk memastikan makam ayahnya dan berziarah.
Namun apa daya, bagaikan pungguk merindukan bulan. Keinginan Sardjono untuk melihat makam ayahnya di Pulau Ubi mustahil ia lakukan. Di tengah lautan dalam di gugusan Pulau Seribu, Pulau Ubi atau menurut warga yang pernah mendiami pulau itu sering disebut Pulau Ubi Besar, daratan pulau itu sudah tak terlihat lagi. Pulau itu sudah terkubur air laut Jawa.
Hanya ada tiang besi berkarat setinggi 2 meter yang terpancang di pulau itu untuk menandakan bahwa itu adalah bekas daratan. Tiang besi ditancapkan untuk memberikan tanda kepada para pelaut atau nakhoda kapal bahwa lokasi itu adalah lokasi yang dangkal, sehingga kapal atau perahu tidak mendekati pulau yang tenggelam itu.
Sardjono tertegun melihat pulau Ubi yang tenggelam itu. Wajahnya terlihat murung. Di benaknya langsung muncul pertanyaan, apakah makam ayahnya juga telah terkubur air laut? Oh tidak! "Saya berharap makam ayah saya sudah dipindahkan ke tempat lain sebelum pulau itu tenggelam," harap Sardjono yang kini masih bekerja di sebuah perusahaan swasta di Jakarta itu.
Dia berharap muncul fakta-fakta baru bahwa makam ayahnya telah dipindah dari Pulau Ubi. Dan dia juga berharap bahwa makam di Pulau Onrust adalah makam ayahnya yang telah dipindah dari Pulau Ubi. Kemungkinan ada pihak yang telah memindahkan makam ayahnya sebelum tanah di Pulau Ubi dikeruk untuk pembangunan Bandara Cengkareng (Soekarno-Hatta) dan kemudian tenggelam, ke pulau lain di dekat pulau Ubi. Dan salah satu pulau yang paling dekat dengan pulau Ubi adalah Pulau Onrust. Jarak Pulau Ubi - Pulau Onrust hanya ditempuh sekitar 5 menit dengan menggunakan speed boat.
Namun, dia juga masih ragu, apalagi 'Makam Keramat' di Pulau Onrust itu tertulis keterangan bahwa Kartosoewirjo dieksekusi pada 1964. "Jadi ini masih ada ketidaksesuaian dengan fakta di foto. Apakah eksekusi bapak saya itu dilakukan pada 1962 atau 1964. Semoga ada fakta baru lagi," ujar Sardjono yang selalu berharap ada kepastian makam ayahnya.
(asy/asy)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini