Demikian Wakil Perdana Menteri merangkap Menteri Ekonomi, Pertanian dan Inovasi Maxime Jacques Marcel Verhagen dalam sambutannya selaku tamu kehormatan pada Resepsi Diplomatik dalam rangka HUT ke-67 RI di Wisma Duta, Wassenaar, Belanda, (6/9/2012).
"Masa lalu pernah memisahkan kita. Masa lalu menyatukan kita hari ini. Hubungan personal diantara kedua masyarakat kita telah membantu mengatasi perbedaan, lagi dan lagi," ujar Verhagen.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dalam kapasitas saya terdahulu sebagai Menteri Luarnegeri, saya mempunyai privilege menjadi tamu Menteri Wirajuda, dalam kunjungan selama sepekan pada 2009. Saya mempunyai kenangan istimewa dari pembicaraan dan kunjungan kami ke Borobudur. Sejak itu kami tetap memelihara hubungan," papar Verhagen.
Lanjut Verhagen, kedekatan itu juga tercermin dari bahasa. Bahasa Belanda kini menggunakan ribuan kata yang memiliki akar aslinya dari Bahasa Indonesia dan demikian pula Bahasa Indonesia juga menyerap kosa kata dari Bahasa Belanda. Bahkan saat ini di Indonesia ada 10 ribu generasi muda sedang mempelajari Bahasa Belanda.
Sebaliknya Indonesia juga terwakili dengan baik di Negeri Belanda, dalam segala macam cara. Selain pengaruh Bahasa Indonesia dalam Bahasa Belanda, juga dalam bidang kebudayaan.
"Kami menikmati Pasar Malam yang sangat terkenal di alun-alun Malieveld, Den Haag, dan restoran-restoran Indonesia kebanggaan diantara yang terbaik di dunia. Kami juga menikmati kehadiran Dubes Indonesia yang hebat seperti tuan rumah malam ini," imbuh Verhagen.
Dikatakan, semua elemen itu membuat hubungan Indonesia-Belanda menjadi sangat khusus. Para menteri dan pejabat tinggi Belanda juga secara teratur mengunjungi Indonesia. Hasilnya, Belanda menjadi investor asing terbesar ke empat di Indonesia.
"Seperti pada Jumat baru-baru ini, saya makan siang bersama Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Mari Pangestu. Dan saya berharap bahwa Menteri Gita Wiryawan dapat mengunjungi Belanda pada akhir tahun ini," cetus Verhagen.
Kontak antar masyarakat juga tercatat meningkat tajam. Kedubes Belanda di Jakarta tahun ini menerima permohonan visa untuk mengunjungi Negeri Belanda hampir mencapai 50% lebih banyak dibandingkan tahun lalu.
Apalagi lembaga-lembaga persahabatan kedua negara ikut memperkuat hubungan dan memberi kontribusi di bidangnya masing-masing, seperti Indonesia Netherlands Association (INA) dan Nederland Indonesia Society (NIS), yang didirikan atas inisiatif mantan Menteri Pertahanan Willem van Eekelen.
"Semua itu mengindikasikan bahwa hubungan Indonesia-Belanda akan semakin lebih kuat pada tahun-tahun mendatang," pungkas Verhagen.
Selain Verhagen, resepsi diplomatik itu dihadiri oleh 400 tamu penting antara lain Ketua Mahkamah Agung G.J.M. Corstens, Panglima AB Jenderal Tom Middendorp, mantan Menlu Bernard Bot, anggota senat dan parlemen, para Sekjen dan Dirjen pemerintahan Belanda, para Dubes negara sahabat, kalangan bisnis dan profesional, serta tokoh masyarakat.
Pada kesempatan tersebut, Menteri Verhagen menerima potongan pertama nasi tumpeng dari Dubes RI untuk Kerajaan Belanda Retno LP Marsudi, dengan iringan harapan agar hubungan Indonesia-Belanda tetap mesra dan mendatangkan manfaat bagi rakyat.
Resepsi juga dimanfaatkan untuk mempromosikan Indonesia dengan paket bingkisan bagi para tamu berisi sampel produk dan informasi mengenai Indonesia. Juga top kuliner dalam sajian rijstafel berupa nasi goreng, sate kambing, sate ayam, cendol, gethuk Magelang, lumpia, risoles, ragam minuman dan aneka jajanan pasar lainnya.
Produk-produk dan kelezatan khas kuliner Indonesia yang mengesankan diharapkan dapat membekas dan mendorong orang untuk mengunjungi Indonesia atau restoran-restoran Indonesia di Negeri Belanda dan negara lainnya, terutama negara asal para Dubes negara-negara sahabat.
(es/es)