Demikian disampaikan Direktur Museum fuer Voelkerkunde Prof. Dr. Wulf Koepke pada pembukaan Festival Gamelan se-Jerman di museum yang dipimpinnya di Kota Hamburg, Sabtu (1/9/2012).
"Indonesia baik dari segi ekonomi, sosial, maupun kebudayaannya sudah dapat disejajarkan dengan raksasa Asia lainnya yaitu Cina dan India," ujar Koepke.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya merasa terhormat bahwa museum yang saya kelola ini dijadikan tempat Festival Gamelan se- Jerman. Saya menilai ini merupakan dukungan dari pemerintah Indonesia kepada Kota Hamburg, yang tengah mengalami pemotongan anggaran terutama untuk kebudayaan," imbuh Koepke.
Prof. Koepke, seorang Indonesianis berkebangsaan Jerman yang sudah mengenal Indonesia luar dalam ini secara khusus juga memuji penampilan Sanggar Gema Citra Nusantara (SGCN), Jakarta, yang didampingi langsung oleh pembinanya, Triesna Jero Wacik.
"Mengesankan, istimewa, cemerlang! Saya telah banyak mengenal Indonesia, terutama dari sisi kebudayaanya, namun sajian kali ini tetap membuat saya terkesima. Sangat menakjubkan!" cetus Koepke seusai SGCN menampilkan tarian, musik dan lagu dari berbagai daerah Nusantara.
Festival dalam rangka merayakan 60 tahun hubungan diplomatik Indonesia-Jerman dan HUT ke-67 RI ini terselenggara atas kerjasama tiga perwakilan RI di Jerman yaitu KBRI Berlin, KJRI Frankfurt dan KJRI Hamburg denganMuseum fuer Voelkerkunde.
"Ini juga sekaligus ajang pemanasan untuk penyelenggaraan festival gamelan se-Eropa dengan spektrum lebih luas, yang rencananya akan digelar tahun depan," demikian keterangan pers Sekretaris III KBRI Berlin Purno Widodo kepada detikcom, Senin.
Pembukaan festival ini diisi dengan parade budaya Indonesia berupa penampilan lagu-lagu Nusantara, Tari Belibis, Tari Lenggang Nyai, Tari Topeng, dan Tari Rapai Kipah dari Aceh. Tarian ritmik dan dinamis oleh 15 penari dengan instrumen rebana ini memanen apresiasi dari pengunjung.
Hadir pada pembukaan festival itu antara lain kalangan diplomatik, bisnis, akademisi, komunitas seni serta masyarakat pencinta Indonesia dari Hamburg dan sekitarnya, serta masyarakat Indonesia di Jerman.
(es/es)