"Bila benar dugaan mata agenda ini, maka Presiden SBY harus tegas menolak permintaan ataupun tekanan yang dilakukan oleh pemerintah AS," kata Guru Besar Hukum Internasional FHUI Hikmahanto Juwana, kepada detikcom, Selasa (4/9/2012).
Menurut Hikmahanto, banyak pihak yang menduga akan ada materi pembicaraan soal kontrak Freeport antara SBY dan Hillary. Ada tiga alasan kenapa pemerintah harus menolak permintaan itu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kedua, Freeport sudah terlalu banyak menikmati kekayaan yang seharusnya digunakan sebesar-besarnya kemakmuran rakyat Indonesia. Freeport hingga saat ini enggan untuk transparan berapa keuntungan yang diperoleh," lanjut Hikmahanto.
Hikmahanto menilai bila perpanjangan itu nantinya diloloskan, AS dianggap sedang mengadu domba rakyat dengan pemerintah Indonesia. "Saat ini masyarakat Indonesia tidak bisa menerima keberadaan Freeport yang terus menguras kekayaan sumber saya mineral Indonesia," tandasnya.
(mok/nrl)