"Itu lazim, tidak hanya di Merpati tapi airlines lain juga begitu," kata Avianto di Pengadilan Tipikor Jakarta, Jl HR Rasuna Said, Jaksel, Kamis (30/8/2012).
Avianto dihadirkan sebagai saksi untuk terdakwa mantan Direktur Utama Merpati, Hotasi Nababan dan mantan General Manager Pengadaan Pesawat, Tony Sudjiarto. Namun Avianto mengaku tidak mengetahui sumber dana untuk security deposit.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di dalam keterangannya, Avianto menjelaskan Merpati mulai melakukan pencarian pesawat untuk meningkatkan kegiatan operasional maskapai dilakukan sejak tahun 2005-2006. Merpati kemudian memasang iklan pencarian pesawat Boeing 737-400 dan Boeing 737-500 di situs khusus bisnis penerbangan yakni speednews.
Atas iklan ini Thirdstone Aircraft Leasing Group (TALG) menawarkan penyediaan pesawat yang dibutuhkan Merpati. Rencana penyewaan ini termasuk persetujuan pembayaran security deposit disetujui oleh seluruh direksi.
"Pakai board of circullar," kata mantan staf Divisi Aircraft Procurement Merpati, Bagus Panuntun yang juga menjadi saksi.
Kasus ini menjerat Hotasi ketika dirinya dan direksi lainnya sepakat akan menyewa 2 pesawat dengan TALG dengan syarat security deposit sebesar USD 1 juta. Namun di tengah perjalanan, sewa menyewa ini gagal karena TALG ingkar janji.
Merpati pun membawa kasus ini di Pengadilan Distrik Columbia, Washington dan pengadilan setempat memenangkan Merpati dan menghukum TALG mengembalikan USD 1 juta ditambah bunga dan biaya pengacara. TALG disebut baru membayar USD 4 ribu ke Merpati.
"Setahu saya 4 ribu USD dari TALG," sebut Bagus.
(fdn/lh)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini