Jakabaring, Riwayatmu Dulu
Selasa, 31 Agu 2004 00:32 WIB
Palembang - SIAPA yang menyangka jika Jakabaring akan menjadi seperti hari ini. Menjadi daerah yang akan dikunjungi ribuan orang dari berbagai daerah di Indonesia, untuk bertarung atau menyaksikan berbagai pertandingan olahraga dalam PON XVI.Dulu, Jakabaring yang terletak di Palembang Ulu oleh masyarakat Palembang sebagai daerah "tempat Jin buang anak". Maksud julukan itu, daerah yang sebagian besar rawa-rawa dan semak ini, merupakan daerah yang terasing dan hidup berbagai jenis binatang buas, seperti buaya, ular dan macan.Namun, dalam perkembangannya, daerah ini menjadi daerah perkebunan dan persawahan. Sejumlah sayuran dan beras yang beredar di Palembang pada tahun 1980-an banyak berasal dari Jakabaring.Tetapi, di akhir tahun 80-an, putri sulung Soeharto, Siti Hardijanti Rukmana bersama Gubernur Sumsel saat itu, Ramli Hasan Basri, berencana mereklamasi Jakabaring. Lalu, awal tahun 1990-an, keluarlah surat pembebasan lahan oleh Gubernur Sumselseluas 500 hektare. Dikabarkan, Jakabaring akan direklamasi menjadi daerahperkantoran, perumahan dan pasar. Ratusan pemilik lahan di Jakabaring harus merelakan tanahnya diambil olehpemerintah. Yang menyedihkan, lahan mereka banyak yang diganti rugi hanya berkisar Rp700 per meter. Terjadi perlawanan dari rakyat. Tetapi, sia-sia.Saat Soeharto jatuh, warga yang lahannya digusur melakukan pendudukan kembali.Sekitar 50 hektare tanah mereka kuasai untuk perkebunan dan pesawahan. Tetapi, pada tahun 2001, Gubernur Sumsel Rosihan Arsyad punya rencanamenyelenggarakan PON XVI di Sumsel. Maka, tak ayal, ratusan warga yang mendudukilahan di Jakabaring diusir. Sebagian dari mereka menjadi transmigrasi.Nah, hari ini, di Jakabaring berdiri Stadion Gelora Sriwijaya, yang diklaim sebagai stadion terbesar setelah Stadion Gelora Bung Karno. Selain itu di Jakabaring berdiri sejumlah gedung olahraga, perkantoran, perumahan atlet, perumahan penduduk, dan Pasar Induk. Di Jakabaring juga terdapat kantor Poltabes Palembang dan PLN Sumbagsel.Apa yang didapatkan warga Jakabaring? Mungkin secara ekonomi mereka sangatdirugikan. Mereka mungkin hanya dapat berkata, "Lahan Stadion Gelora Bumi Sriwijaya itu dulunya kebun milik nenekmu."
(dni/)