Dua orang TPF KNKT, investigator Kapten Chaerudin dan Henry Poerborianto, tiba di kantor Bandara Temindung Samarinda sekitar pukul 13.30 WITA, langsung menemui Kepala Bandara Temindung Samarinda Rajoki Aritonang serta Dandim 0901 Samarinda Letkol Inf Junaidi.
Usai pertemuan itu, Kapten Chaeruddin kepada wartawan membenarkan rencananya untuk mulai melakukan penyelidikan musibah yang menimpa pesawat tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kapten Chaerudin mengaku belum tahu apa saja yang mungkin akan dibawa dari lokasi insiden pesawat tersebut, mengingat informasi yang diterimanya masih sangat minim.
"Belum, kita belum bisa mengatakan apa saja yang akan kita bawa dari lokasi," ujarnya.
Saat ditanya, apakah pesawat tersebut memiliki kotak hitam yang nantinya bisa membantu penyelidikan KNKT, Chaerudin menerangkan pesawat tersebut diduga kuat tidak memiliki kotak hitam (black box).
"(Pesawat) Penumpang di bawah 19 (orang), itu bukan mandatory. Tapi ada operator yang dilengkapi CVR misalnya, itu saya belum tahu pesawat itu disana," tambahnya.
Lebih jauh ditanya wartawan, apakah TPF nantinya akan menyelesaikan penyelidikan di lokasi ataupun setibanya kembali di Samarinda, Chaerudin menegaskan banyak kemungkinan yang akan dilakukan KNKT.
"Kemungkinan banyak, yang jelas nanti didiskusikan di Jakarta," jelas Chaerudin.
Sekitar pukul 14.25 WITA, dua orang TPF KNKT itu meninggalkan Samarinda menuju lokasi insiden pesawat di Gunung Mayang, Kabupaten Kutai Timur, dengan menggunakan helikopter MD-500. Helikopter tersebut disediakan oleh PT Intan Angkasa Air Service, dalam proses pencarian pesawat PA-31 registrasi PK-IWH Piper Navajo.
Seperti diberitakan, Wakapolda Kaltim Brigjen Rusli Nasution dalam keterangan resminya mengatakan, pesawat tersebut ditemukan di titik koordinat LT 117 derajat 16 menit 57,3 detik serta LU 00 derajat 12 menit 34,3 detik. Diduga kuat, pesawat menghantam bukit di Gunung Mayang, Kutai Timur.
Empat penumpang masing-masing Kapten Marshal Basir sebagai pilot serta 3 orang penumpang Suyoto (Security Officer/Kementerian Pertahanan), Peter John Elliot (GM Elliot Geophysics International/WNA Australia) serta Jandri Hendrizal (staf Elliot Geophysics International), ditemukan tewas terbakar. Saat ini, keempat jenazah tengah menjalani proses identifikasi tim DVI Polda Kaltim di RSUD Abdul Wahab Syachranie Samarinda.
(mpr/mpr)