"Dengan informasi yang telah kami terima, maka Komisi I menganggap sudah tak ada masalah lagi dengan rencana pembelian tank Leopard tersebut. Tapi perlu dikonfirmasi langsung lagi dengan Kemenhan/TNI , dan akan kita klarifikasi pada kesempatan pertama rapat pekan depan," kata Wakil Ketua Komisi I DPR, TB Hasanuddin, kepada detikcom, Sabtu (25/8/2012).
Komisi I DPR memang sempat menolak rencana pembelian tank Leopard. Karena sejumlah informasi yang berbeda, tank Leopard sempat ditentang karena dianggap tidak cocok dengan medan di Indonesia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun kemudian dalam rapat terakhir pada 16 Agustus 2012, Komisi I mendapat penjelasan dari tim kecil yang ditunjuk mempelajari masalah MBT Leopard. Dalam rapat itu diinformasikan 4 hal, yang kemudian merubah pendirian Komisi I, apa sajakah?
"Pertama TNI tidak jadi membeli tank bekas dari Belanda yang harganya 2,5 juta β¬ per unit , tapi akan membeli tank baru dari Jerman seharga kisaran 700.000 s/d 1,5 juta β¬ (tergantung sista yang dipasangnya). Kedua pembelian murni G to G dan tak melibatkan makelar alias rekanan atau pihak ketiga. Ketiga tonasenya dipilih yang berbobot 40 ton saja alias medium tank ( jadi sudah sesuai Renstra TNI) . Keempat karena langsung dari pabrik maka melibatkan BUMNIP seperti PT Pindad dll dalam TOT-nya," bebernya.
(van/van)