"Sekitar pukul 17.55 WIB Merapi sempat menghembuskan asap sulfatara setinggi 100-an meter," kata Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kegunungapian (BPPTK), Subandriyo, Senin (20/8/2012).
Menurut dia, hembusan asap sulfatara tersebut terjadi sebanyak dua kali, namun tidak menimbulkan hujan abu di wilayah sekitar lereng Merapi. Hembusan tersebut juga sempat terpantau oleh petugas yang berada di pos-pos pengamatan seperti pos Kaliurang dan Babadan Magelang, meski tidak tercatat adanya guguran material.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia mengatakan aktifitas seperti itu merupakan hal yang normal dan biasa terjadi pasca erupsi 2010. Dalam beberapa waktu terakhir ini sudah terjadi sebanyak dua kali. Terakhir terjadi pada tanggal 14 Juli 2012 lalu dengan ketinggian asap sekitar 1.000 meter.
"Merapi dalam kondisi normal dan masyarakat tak perlu takut menyikapi hal tersebut," katanya.
Sementara itu berdasarkan laporan warga lereng selatan Merapi di wilayah Balerante, Kemalang Klaten, arah hembusan asap sulfatara berwarna coklat itu ke arah utara atau ke arah Boyolali. Saat terjadi hembusan banyak warga yang bisa melihat langsung karena cuaca cerah.
(bgs/trq)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini