"Sedih banget, Mbak. Mau Lebaran kok malah jadi kaya gembel begini. Saya sudah nggak mikirin mudik lagi jadinya," ujar Jumini yang berasal dari Solo di lokasi kebakaran, Selasa (7/8/2012).
Di rumah itu, sehari-hari Jumini tinggal bersama suaminya. Ketiga anaknya sudah berkeluarga dan tinggal di rumah masing-masing. Salah satu anak Jumini tinggal di Benhil juga, sehingga perempuan paruh baya itu sekarang tinggal di sana.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Lalu saya lari ke rumah. Saya mau menyelamatkan barang, tapi dicegah sama anak saya," ucap Jumini sambil menatap sedih rumah yang sudah 12 tahun dihuninya itu.
Menurut dia, semalam warga menangis histeris. Kebanyakan dari mereka tidak bisa berbuat apa-apa karena rumah mereka berada di gang sempit yang bahkan sepeda motor saja tidak bisa masuk.
"Sekarang masih belum tahu apakah akan dibangun lagi atau pindah, karena sudah tiga kali kebakaran. 2001, 2007, dan sekarang kebakaran. Dulu itu nggak seganas sekarang. Dulu pasar nggak kena tapi sekarang kena," papar Jumini.
Senin malam api melalap kawasan pemukiman padat penduduk di Jalan Kalimati, Benhil, Jakarta Pusat. Sedikitnya, ada 480 rumah dari 4 RT yang terbakar. Banyak warga yang rumahnya terbakar mengungsi di lokasi pemakaman Karet Bivak, yang berdekatan dengan lokasi kebakaran. Warga pun mengumpulkan barang-barang yang berhasil diselamatkan di lokasi kuburan itu.
(vit/nwk)