Lirik yang mengandung makna kebangsaan selama ini sebagian tidak dinyanyikan.
Menurut Hadjri, diperlukan strategi kebudayaan untuk memperbaiki bangsa ini sehingga menjadi bangsa yang tidak koruptif seperti sekarang ini. Salah satu strategi kebudayaan tersebut adalah melalui pendidikan karakter. Pendidikan karakter itu tujuannya adalah menanamkan etika yang tangguh dan membangun rasa cinta bangsa (kesadaran patriotisme).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Hadjri, stansa pertama memang cukup bagus karena mendorong nasionalisme. Namun stansa kedua syairnya sangat menggugah kesadaran jiwa, hati, dan budi.
"Kemuliaan jiwa, hati, dan budi pekerti ini kan mutlak pentingnya. Bahkan budi pekerti itu merupakan qondistio sine qua none bagi bagi bangsa ini untuk maju!," kata Hadjri.
Berikut bunyi stansa kedua lagu Indonesia Raya:
suburlah tanahnya
suburlah jiwanya
bangsanya rakyatnya
semuanya
sadarlah hatinya
sadarlah budinya
untuk Indonesia Raya.
"Bangsa ini sekarang memiliki cacat jiwa dan budi pekerti: menyukai perilaku koruptif! Apalagi pejabat-pejabatnya: sangat koruptif. Korupsi bahkan sudah menjadi hobi-nya. Berarti bangsa ini telah kehilangan jiwa, hati, dan budi. Walhasil, bangsa tanpa hati dan budi. Apalagi pejabat-pejabatnya! Saya ikut mengusulkan agar Lagu Indonesia Raya ini dinyanyikan secara lengkap dengan seluruh stansanya. Lagu Kebangsaan Indonesia Raya ini nisacaya akan mampu menggugah hati dan budi bangsa ini!," tegas Hadjri.
(van/aan)











































