Karena itulah sejumlah restoran menerapkan kebijakan yang unik: mendenda konsumennya yang tidak menandaskan makanannya. Mana saja restoran itu?
Kylin Buffet di London
Daily Mail
|
"Untuk menghindari pemborosan makanan, sebaiknya Anda untuk tidak mengisi terlalu penuh piring Anda. Ambillah apa yang dapat Anda makan," demikian petunjuk yang tertulis di restoran itu.
Seorang ibu memprotes kebijakan itu ketika dia bersama anak dan keponakannya menyisakan hidangan pembuka berupa udang panggang, spring roll dan dua onion ring. Mereka diberitahu pelayan restoran bahwa mereka harus membayar tambahan ongkos 32 dolar, jauh lebih mahal dari hidangan pembuka yang dipesannya itu.Β Ibu itu menyebut restoran itu tidak memiliki pelayanan konsumen yang baik.
Mendapati protes itu, pemilik restoran tetap kepada peraturan yang dibuatnya. "Kami harus mengenakan biaya atas pemborosan makanan. Kami tetap mempertahankan kebijakan kami," ujarnya seperti diberitakan Daily Mail.
Restoran Marmar di Damman
|
"Kami hanya ingin mendorong pelanggan kami untuk merasionalisasikan pengeluaran mereka menyusul adanya berita kelaparan di Afrika. Kami mengambil keputusan itu setelah kami melihat bahwa beberapa pelanggan memesanΒ makanan yang jauh lebih banyak dari apa yang sebenarnya mereka butuhkan. Denda tergantung dari seberapa banyak makanan yang mereka sisakan," ujar Fahd Al Anzi, pemilik restoran seperti dilansir Emirates 24/7.
Sejumlah pengunjung restoran memesan makanan hanya sebagai simbol atau prestise dan tidak menghabiskannya, hal yangΒ membuat frustasi Fahd Al Anzi. Fahd menghitung denda berdasarkan jumlah makanan yang ditinggalkan. Apa yang dilakukan Fahd belum pernah ada sebelumnya, namun mendapat dukungan dari masyarakat Saudi.
Restoran Hayashi Ya di Manhattan
http://foodjapanese.wordpress.com
|
Manajer restoran, Ben Lin, menyebutkan, kebijakan ini didorong dua hal. Pertama, agar konsumen mengambil sebanyak yang bisa dia konsumsi sehingga tidak memunculkan limbah. Kedua, mencegah restoran menyediakan hidangan dalam jumlah surplus yang bisa mengurangi keuntungan restoran.
Menurut data Stockholm Water Institute pada 2006, sekitar 30 persen makanan di AS terbuang ke tempat sampah senilai 48 miliar dolar/tahun. Sedangkan menurut studi University of Arizona pada 2004, jumlahnya lebih tinggi lagi yaitu sekitar 40-50 persen makanan di AS terbuang percuma.
Restoran Wafu di Sydney
|
"Untuk berkontribusi dalam menciptakan masa depan yang berkelanjutan kami meminta sedikit lebih dari tamu kami dari kebanyakan restoran lain," begitu yang tertulis di pintu.
Permintaan "sedikit lebih" itu adalah menghabiskan semua hidangan yang semuanya merupakan merupakan pangan organik yang bebas gluten, susu, gula dan telur. Chef dan staf restoran akan meminta tamu yang tidak menghabiskan pesananannya untuk memilih restoran lain di waktu selanjutnya.
"Habiskan hidangan Anda kecuali irisan lemon, gari (jahe sushi) dan wasabi," katanya.
"Mohon diketahui bahwa sayuran dan salad di pinggir piring BUKAN hiasan, mereka bagian dari makanan juga," imbuhnya, demikian diberitaan Reuters.
Dalam websitenya, restoran itu menulis panduan khusus tentang "sisa makanan". Mereka yang menyisakan makanannya tetap akan menikmati diskon 30 persen namun syaratnya sudah harus membawa wadah bersih sendiri dengan tujuan akan menghabiskannya nanti. Sedangkan yang menyisakan makanan lalu baru membeli wadah untuk membungkus makanan sisa tersebut, tidak memenuhi syaratΒ mendapatkan diskon.Β Mereka yang berniat pesan untuk take away, diminta membawa sendiri wadah daur ulang atau piring sendiri.
"Mereka yang tidak membawa makanan yang tersisa akan dikeluarkan dari daftar anggota dan akan ditolak masuk kembali ke restoran di masa mendatang," tulisnya di website.
Kebijakan ini tentu ada yang mendukung namun ada yang mengkritik. Yukako tidak terpengaruh kritik terhadap restoran berkapasitas 30 kursi itu.
"Wafu bukan sekadar restoran, melainkan merupakan dari etos pribadi Yukako terhadap makanan dan rezeki," demikian yang terungkap dalam websitenya.
"Kami tidak hanya berkomitmen untuk menghidangkan makanan untuk memelihara dan menghormati tubuh, tetapi secara aktif mendedikasikan pada gagasan pencegahan mencegah limbah dan kami mengambil tanggung jawab yang serius terhadap lingkungan dan keberlanjutan terhadap masa depan," ujarnya.
Restoran Bamboo di Swedia
|
"Saya tidak peduli mereka pesan makanan satu piring atau 10 piring namuns aya berharap orang-orang menghabiskan semua makanan itu dan tidak menyisakannya. Silakan duduk di sini seharian bila Anda ingin, tapi jangan buang makanan. SAya tidak suka pada tamu yang membuang makanan sia-sia, mereka tidak diterima di sini," ujarnya.
Danilo Riquelme, konsumen yang menyisakan hidangan yang diambilnya dengan sistem prasmanan pernah mendapatkan semprotan tajam dari pengelola restoran tersebut. Dia lantas diusir. Bukan kali ini Henrik Ciu mengusir konsumennya yang tak menghabiskan hidangan utamany. Dia berpikir, kalau hidangan utama saja tidak habis, bagaimana tamunya akan menghabiskan hidangan penutupnya.
Henrik Ciu lantas mempersilakan tamu-tamu yang pernah diusir kembali lagi ke restoran untuk
mengambil dessert yang belum sempat diambil. Hanya saja mereka harus memakannya di luar pintu. Ketika ditanya soal ini, Riquelme menolak. "Saya tidak akan datang lagi ke sana," ujarnya seperti dilansir local.se.
Halaman 2 dari 6