Pabrik Simulator SIM di Bandung Sudah Tak Beroperasi Sejak 7 Bulan Lalu

Pabrik Simulator SIM di Bandung Sudah Tak Beroperasi Sejak 7 Bulan Lalu

- detikNews
Kamis, 02 Agu 2012 19:19 WIB
Pabrik simulator (Baban/ detikcom)
Bandung - PT Inovasi Teknologi Indonesia (PT ITI), pabrik simulator surat izin mengemudi (SIM) yang melayani pesanan Korlantas Polri sudah 'mati' sejak tujuh bulan lalu. Tidak ada aktivitas perakitan lagi di tempat itu. Pabrik hanya dijaga sejumlah satpam.

Kasus simulator SIM mencuat setelah disidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Mantan Kakorlantas Polri Irjen Pol Djoko Susilo, Wakakorlantas Polri Brigjen Pol Didik Purnomo, dan dua pengusaha Sukotjo S Bambang dan Budi Susanto, sudah dijadikan tersangka oleh KPK.

Penggeledahan penyidik KPK di kantor Korlantas Polri beberapa hari lalu sempat ramai, karena dihalangi oleh para perwira Polri. Mereka menghalangi penyidik KPK yang mengambil barang bukti kasus itu dengan alasan Polri juga tengah menangani kasus ini. Kini, Polri juga telah menetapkan lima tersangka dalam kasus yang sama, yaitu Brigjen Didik Purnomo, ketua pengadaan proyek AKBP Teddy Rusmawan, Budi Susanto, Sukotjo S Bambang, dan perwira polisi Kompol L.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kasus ini disidik KPK karena diduga merugikan negara puluhan miliar rupiah. Kerugian ini diduga akibat modus mark up oleh pemenang tender, Budi Susanto, yang diduga berkongsi dengan panitia pengadaan.

Sebagai pemenang tender, Budi Susanto kemudian menggandeng Sukotjo S Bambang, pemilik PT ITI. Sebelum digandeng Budi Susanto untuk proyek 2011, Sukotjo sebelumnya juga pernah mengerjakan proyek terkait simulator SIM itu pada tahun 2010 atas ajakan Andrie Tedjapranata, yang merupakan kenalan Budi Susanto.

Di pabrik yang beralamatkan di Jalan Gempol Sari No.89, RT 4 RW 2, Kelurahan Cigondewah Kaler, Kecamatan Bandung Kulon, Kota Bandung, Jawa Barat itulah, Sukotjo mengerjakan proyek bernilai Rp 196 miliar ini. Kawasan Gempol Sari terletak di perbatasan Kota Bandung dan Kota Cimahi. Di wilayah ini berdiri sejumlah pabrik, terutama bidang tekstil.

Namun, dalam perkembangannya, timbul masalah dalam proyek ini. Sukotjo yang sebelumnya memang tidak sanggup mengerjakan proyek dalam jumlah besar (700 unit riding simulator/R2 dan 556 unit driving simulator/R4) dalam waktu singkat, akhirnya memang tak bisa menyelesaikan proyek tepat waktu. Budi Susanto juga diketahui memark up harga secara besar-besaran. Padahal, Budi Susanto membayar proyek ini ke Sukotjo hanya Rp 80 miliar.

Dalam perkembangannya, Budi Susanto melaporkan Sukotjo ke polisi dengan tuduhan penipuan dan penggelapan, setelah sebelumnya mengalami banyak peristiwa, seperti pemukulan sandal oleh AKBP Teddy, penyerangan ke pabrik IT, dan juga pengambilalihan pabrik PT ITI oleh Budi Susanto.

Pantauan detikcom, Kamis (2/8/2012) sore, pabrik ITI yang merupakan bangunan lantai dua ini masih berdiri. Wajah depan bangunan seluas sekitar 200 meter persegi itu memang tak menyerupai pabrik umumnya. Bentuknya seperti rumah biasa.

Seseorang berseragam satpam yang ditemui sedang berada di luar gerbang, mengakui bahwa bangunan merupakan PT ITI. "Ya betul. Tapi sudah enggak ada aktivitas lagi selama tujuh bulan terakhir," ungkap pria bertopi yang terbalut seragam pendek putih dan di bagain dada kanan tertera papan nama bertulis Kurniawan.

Kurniawan tampak bermimik curiga. Sepasang bola matanya liar ke kiri dan kanan. Satpam lainnya yang semula berdampingan, buru-buru membalikkan badan dan masuk ke dalam gerbang.

"Manajemennya sudah nggak ada. Karyawannya juga nggak ada. Cuma ada satpam saja menjaga bangunan ini setiap harinya," tutur Kurniawan.

Bangunan itu diapit tembok beton setinggi 2,5 meter. Bagian depan pabrik terpasang gerbang baja di kanan dan kiri. Tepat bagian tengahnya bertengger tembok bercat abu tua berukuran 2,5 meter. Gerbang dilumuri cat hijau setinggi 3 meter itu minim celah.

(ern/asy)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads