"Saat ini ada enam perwira yang diperiksa intensif," kata Kabid Humas Polda Sumsel, AKBP R Djarod Padakova, saat dihubungi via telepon, Kamis (2/7/2012).
Sebelumnya, kata Djarod, tim gabungan yang terdiri dari Itwasum, Bareskrim, serta polisi kewilayahan memeriksa lebih dari 100 personel yang saat itu ada di lokasi bentrokan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara itu, alasan pemeriksaan intensif yang dilakukan kepolisian terhadap enam perwira tersebut karena mereka diduga melakukan kesalahan prosedur dalam patroli dan berakhir dengan pecahnya bentrok yang menelan korban jiwa.
"Apabila nanti ditemukan bukti mereka harus menghadapi proses hukum," tegas Djarod.
Mengenai temuan selongsong peluru, hasil dari pemeriksaan terhadap personel Brimob diketahui bila para personel tidak ada yang membawa senjata tajam.
"Mereka mengakui peluru yang dibawa adalah peluru karet dan hampa," jelas Djarod.
Bentrok antar warga dengan personel Brimob mengakibatkan Angga bin Darmawan (12) tewas tertembak. Selain itu, 5 orang warga juga menderita luka-luka. Bentrokan bermula ketika personel Brimob melakukan olah TKP terkait kasus pencurian pupuk di Rayon III.
Versi polisi, saat itu rombongan Brimob bersenjata lengkap tiba-tiba diserang warga saat melaksanakan patroli. Sementara Walhi Sumsel menyebut bentrokan terjadi ketika warga menghampiri polisi yang masuk ke desa mereka.
Namun karena aparat melihat banyaknya warga yang mendatangi, mereka mengeluarkan tembakan ke arah warga.
(ahy/nrl)