"Tersangka AL alias DM bertugas mengumpan korban. Kemudian mengajak korban ke kamar kontrakan untuk diajak berhubungan badan. Ia lalu memberi informasi kepada tersangka lainnya untuk menggerebek," kata Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Kombes Toni Harmanto dalam jumpa pers di kantornya, Jl Jenderal Sudirman, Jakarta, Kamis (2/8/2012).
Masing-masing tersangka punya perannya sendiri. Tersangka HG, yang diduga sebagai otak pembunuhan ini berperan sebagai pengatur strategi. HG mendapat jatah Rp 3,5 juta dalam aksi ini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tersangka SDN, yang masih buron, berperan sebagai orang yang berpura-pura menggerebek ke kontrakan. Dia pula yang menganiaya korban hingga meninggal dunia.
"Tersangka mendapatkan bagian sebesar Rp 500 ribu," ujarnya.
Kemudian tersangka DD alias DDG berperan menggerebek kamar kontrakan. DD juga mengikat kaki korban dengan menggunakan ikat pinggang. Ia mendapatkan bagian sebesar Rp 3,5 juta.
Tersangka AS alias AN bertugas mencari tempat kontrakan korban dan mengamati situasi di luar kamar kontrakan. Ia mendapatkan bagian Rp 500 ribu dan 1 unit HP BlackBerry.
Komplotan pembunuh Sabur ada 6 orang, terdiri dari 5 pria dan seorang wanita. Dua orang di antara mereka masih buron, yaitu seorang pria dan si wanita.
Sabur ditemukan tewas pada Sabtu (14/7) pagi di kontrakannya Jl Mampang Prapatan VII No 8 K RT 006/003 Kelurahan Tegal Parang, Kecamatan Mampang Prapatan, Jakarta Selatan. Warga Gambir, Jakarta Pusat ini sebelumnya dilaporkan hilang sejak 7 Juli 2012 oleh keluarganya.
Korban ditemukan tewas dalam keadaan telah membusuk dan telanjang. Korban tewas dengan cara dicekik karena melakukan perlawanan.
(gus/nrl)











































