3 Tahun Renovasi, Masjid Raya Pekanbaru Tak Kunjung Beres

3 Tahun Renovasi, Masjid Raya Pekanbaru Tak Kunjung Beres

- detikNews
Sabtu, 28 Jul 2012 16:47 WIB
(Chaidir/detikcom)
Jakarta - Renovasi Masjid Raya Pekanbaru sudah tiga tahun tak kunjung selesai. Tak jelas apa masalahnya, hingga begitu lamanya menuntaskan renovasi masjid tersebut.

"Sudah tiga tahun masjid ini tak rampung juga. Apa masalahnya kita kurang tahun," kata penjaga masjid Husni (56) dalam perbincangan dengan detikcom, Sabtu (28/7/2012).

Masjid yang dikenal masyarakat sekitar dengan masjid sejarah itu terletak di Kecamatan Senapelan Pekanbaru. Masjid di pinggiran sungai Siak ini, sudah ada sejak zaman kesultanan Siak sekitar ratusan tahun yang lalu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Masjid ini dibangun atas sumbangan masyarakat Pekanbaru tempo dulu. Lokasi masjid ini dikeliling sejumlah ruko dan berdekatan dengan pasar bawah atau pasar wisata yang menyajikan berbagai barang asal luar negeri itu.

Masjid ini dianggap masjid sejarah karena tidak terlepas semasa kesultanan Siak ke IV dan ke V ketika memindahkan pusat kerajaan dari Mempura (Kabupaten Siak) ke Senapelan yang belakangan disebut Pekanbaru.

Masjid ini masuk salah satu cagar budaya yang mestinya dilestarikan. Sayangnya pada 2011 pemerintah setempat merenovasi bangunan itu.

Renovasi ini memang menuai pro dan kotra di kalangan masyarakat. Mengingat nyaris sisa dari masjid kuno ini hanyalah tiang-tiang panjang yang kini berada di tengah masjid. Seluruh bangunannya utamanya sudah tidak tersisa lagi.

Masjid yang dipoles sedemikian apiknya dengan luas lebih dari 40 meter per segi itu hingga kini masih terbengkalai.

Memang, andaikan masjid ini rampung, tentunya enak untuk dipandang. Dinding luar dan dalam masjid ini, dibentuk relif bercorak kaligrafi melayu. Begitu juga dengan langit-langit masjidnya juga berkaligrafi yang terlihat belum rampung.

Lantai satu dan dua sama sekali belum di keramik. Tiang-tiang penyanggah yang tersisa dari bangunan lamanya terpajang di bagian tengah. Masih terlihat kayu-kayu bangunan yang mengapit tiang-tiang tersebut yang menunjukkan pekerjaan belum tuntas. Lantainya pun berdebu di sana-sini.

Pemerintah Kota Pekanbaru dan Pemprov Riau memang berencana menjadikan masjid ini sebagai bukti sejarah yang akan dipoles sedemikian apik. Rencananya, dari batas jalan hingga mencapai ke sungai Siak, akan dijadikan satu kawasan cagar budaya. Bangunan masjid ini nantinya akan memiliki lahan parkir bawah tanah.

Di sebelah masjid, terdapat makam para Sultan Siak yang menggagas Pekanbaru menjadi nama ibukota Riau. Dulunya, kesultanan ini dikenal berada di bukit Senapelan, karena memang keberadaan masjid dan rumah sultan berada di atas bukit tersebut.

Di pinggiran Sungai Siak inilah, sultan membuka perdagangan di Sungai Siak yang diadakan sepekan sekali. Perdagangan yang dibuka sultan ini tidak hanya mencakupi perdagangan lokal, melainkan internasional.

Para saudagar Timur Tengah, Malaysia dan sejumlah negara Eropa lainnya singgah di pekan tersebut. Munculnya pekanan yang baru di kawasan Senapelan, membuat denyut nadi perekonomian masyarakat setempat terus berkembang. Dari sanalah muncul nama Pekan dan Baru artinya ada pekanan baru. Dari kata Pekan dan Baru akhirnya dijadikan nama ibukota Riau, Pekanbaru.



(cha/nik)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads