"Dulu juga dia sudah bikin komik superhero, sebelum yang lainnya buat. Superheronya itu terinspirasi cerita pewayangan," ujar komikus yang juga kawan Kosasih, Mansyur Daman.
Hal itu disampaikan Mansyur usai melayat Kosasih di rumah duka, Jalan Cempaka Putih III Nomor 2 Rempoa, Ciputat, Jakarta Selatan, Selasa (24/7/2012).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Mansyur, Kosasih dikenal sebagai komikus yang memberi judul panjang pada karyanya. Selain itu Kosasih juga sangat produktif. Karya-karyanya banyak dipengaruhi cerita Mahabharata dan Ramayana.
"Saya dari dulu menyangkanya dia tinggal di Bandung. Saya baru belakangan ini ketemu beberapa kali sama beliau dan sampai kenal sama anaknya. Gimana ya ketemu penggemar dan guru," ucap pembuat komik 'Golok Setan' dan 'Mandala' ini.
Mansyur berpendapat komik karya Kosasih enak dibaca dan gampang dicerna. Selain itu, dalam hal menggambar pun konsisten.
"Saya melihat ketika mengenal dia itu berada pada puncak kematangan gambarnya. Jadinya karyanya sudah sampai pada puncaknya," sambung Mansyur.
Dia berniat akan menuruskan langkah Kosasih mengembangkan dunia perkomikan Tanah Air. Komik yang tidak hanya menghibur tapi memberikan pesan moral kuat kepada pembacanya. Sebab komik bukan monopoli anak-anak.
"Saya sendiri merasa perlu meneruskan meskipun gaya kita berbeda. Tetapi semangat Pak Kosasih itu perlu kita ikuti. Sampai akhir beliau masih peduli soal komik. Masih antusias kalau diskusi soal komik," ucap Mansyur sambil menerawang.
Kosasih yang dikenal dengan karya-karyanya seperti Sri Asih, Mahabharata dan Ramayana meninggal dunia di rumahnya di usia 93 tahun. Dia dimakamkan di TPU Tanah Kusir, satu liang lahat dengan istrinya yang sudah lebih dulu meninggal bertahun-tahun lalu.
Karya Kosasih banyak berhubungan dengan kesusastraan Hindu dan sastra tradisional Indonesia, terutama dari sastra Jawa dan Sunda.
(vit/nrl)