"Pola pengkaderan yang baik selama ini masih dipegang dan digarap oleh ormas-ormas kepemudaan, terutama ormas kepemudaan agama. Kaderisasi kader kepemudaan nasional sepertinya sedang macet," ujar Nusron kepada wartawan di Solo, Kamis (19/7/2012).
Nusron mengatakan selama ini hampir semua partai lalai melakukan pengkaderan untuk kepentingan partainya sendiri. Yang dilakukan kemudian adalah melakukan 'belanja kader' dengan cara meminang kader-kader menonjol dari ormas tertentu untuk dijadikan kader muda partai meneruskan regenerasi di partai tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Situasi yang kurang baik itu, menurut Nusron, kader-kader rekrutan tersebut akan cenderung masing-masing menggalang kelompok-kelompok kecil di internal partai sehingga terjadi faksional. Kecenderungan kader melakukan faksional itu sebetulnya merugikan partai karena para kader itu tidak akan lebih dulu memperjuangan aspirasi partainya, melainkan kelompok kecilnya di dalam partai.
"Selama partai masih seperti zombie yang suka mengambil kader-kader ormas seperti sekarang, maka khidmat para kader itu juga akan terganggu. Kalau partai sudah mampu mengkader sendiri orang-orangnya maka para keder menonjol di ormas kepemudaan akan sepenuhnya bisa berkidmat mengabdikan tenaga dan pikirannya pada kegiatan sosial yang dipilihnya," ujar anggota Komisi XI DPR RI dari Fraksi Partai Golkar tersebut.
(mbr/try)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini