Sebelum Wafat, Eks Menkes Endang Sumbang Tulisan untuk Buku Diaspora

Sebelum Wafat, Eks Menkes Endang Sumbang Tulisan untuk Buku Diaspora

- detikNews
Rabu, 18 Jul 2012 21:17 WIB
Jakarta - Ada sentuhan mantan Menkes Endang Rahayu Sedyaningsih dalam buku 'Life Stories, Resep Sukses dan Etos Hidup Diaspora Indonesia di Negeri Orang'. Sebab dalam sakitnya, sebelum meninggal beberapa waktu lalu, Endang sempat menyumbang tulisan untuk buku ini.

Tulisan Endang berjudul 'Pantang Menyerah'. Dia bersama 27 orang lainnya memperkaya kisah dalam buku dengan jumlah halaman 369 tersebut.

"Dalam buku ini ada cerita-cerita dari tokoh-tokoh seperti Sri Mulyani, Peter F Gontha. Dan buku ini juga tribute untuk almarhumah Endang," ujar editor buku tersebut, Dino Patti Djalal.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Hal itu disampaikan dia dalam peluncuran buku 'Life Stories, Resep Sukses dan Etos Hidup Diaspora Indonesia di Negeri Orang' di Hotel Hyatt, Jl MH Thamrin, Jakarta, Rabu (18/7/2012).

Menurut pria yang juga Dubes Indonesia untuk AS ini mengatakan menjelang tenggat waktu buku tersebut masuk ke percetakan, Endang mengirimkan artikelnya. "Dan menyatakan mohon pamit. Seperti mencurahkan perasaan terakhir beliau," imbuhnya.

Suami Endang, Reanny Mamahit, yang datang dalam acara tersebut mengatakan Endang menulis tulisan dalam buku itu di saat-saat terakhirnya di RS.

"Tulisan itu dibuat saat terakhir, di RS dengan tenaga yang masih ada. Sehingga dia menulis soal kehidupan dia. Bagaimana harus tetap berjuang," ucap Mamahit.

Para penulis di buku tersebut adalah tokoh-tokoh diaspora Indonesia yang sudah kembali ke Tanah Air maupun tinggal di negeri orang, namun membawa mencetak prestasi dan perubahan. Buku tersebut sengaja dibuat untuk menampilkan profil diaspora Indonesia dan apa yang membuat mereka sukses.

"Ingin diresapi dan diterapkan, dipelajari dan dikembangkan pembacanya," kata Dino.

Buku tersebut didedikasikan untuk para generasi muda, tentang bagian hidup yang bisa mereka ingat. Buku ini lebih dekat ke personal dan jauh dari politik. Dino sendiri butuh 4 bulan untuk mengedit tulisan-tulisan di dalam buku yang diproduseri oleh Ride and White itu.

Hasyim Djalal, ayahanda Dino Djalal, yang juga hadir dalam acara tersebut menyebut buku berisi tentang berbagi pengalaman, sama sekali non-politik. Dia pun mengapresiasi kerja anaknya dan menyebut buku itu sangat bermanfaat bagi berbagai kalangan.

"Saya gembira, saya dengan Dino bertempur sejak kecil dalam arti berlomba. Saya lulus PhD lebih muda dari dia. Kawin lebih dulu saya menang. Saya kalah beberapa hal. Dia jadi dubes lebih dulu dari saya," tutur Hasyim, salah satu diplomat senior pelopor di Kemenlu ini.

Dia lantas menyebut rahasia sukses seseorang. "Orang untuk capai sukses dalam hidupnya paling tidak mengetahui 3 hal. Harus tahu jadi apa, tahu bagaimana mencapai itu, dan kerja keras," katanya.

(vit/nwk)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads