6 Aksi Mengejutkan Jokowi

6 Aksi Mengejutkan Jokowi

- detikNews
Kamis, 12 Jul 2012 12:16 WIB
6 Aksi Mengejutkan Jokowi
Jakarta - Nama Jokowi semakin akrab di telinga warga Jakarta. Terbukti Jokowi-Ahok melesat di posisi teratas hitung cepat di pilgub DKI 2012. Nama Jokowi yang kian berkibar tak lepas dari sejumlah aksinya yang mengejutkan, yang kemudian dilalap media sebagai berita menarik. Apa saja?


1. Pakai Mobil Dinas Esemka

Mobil Esemka karya pelajar Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) mendadak jadi buah bibir. Sebab Jokowi yang merupakan wali kota Solo membeli mobil jenis ini untuk mobil dinasnya.

Jokowi menggunakan Esemka pada saat itu adalah agar mobil buatan anak negeri itu booming. Mobil rakitan anak bangsa yang menjelma menjadi kendaraan SUV itu dilengkapi mesin berkapasitas 1.800 cc, 2.000 cc, 2.200 cc, dan diesel 2.500 cc. Di awal debutnya mobil tersebut dihargai antara Rp 140 juta sampai 175 juta.

Kala itu Jokowi memang ikut sibuk menyiapkan Esemka agar bisa diterima masyarakat luas di Tanah Air. Di akhir Februari lalu, Esemka telah dipesan masyarakat sebanyak 6.000 unit.

Penggunaan Esemka sebagai mobil dinas oleh Jokowi tentu mengejutkan. Pro dan kontra menyeruak mengomentari apa yang dilakukan Jokowi tersebut. Yang pro mengatakan Jokowi telah menampar pejabat yang suka bermewah-mewahan. Sedangkan yang kontra menyebut Jokowi sembrono menggunakan mobil yang belum teruji sebagai mobil dinas.

Tidak lama jadi mobil dinas, Esemka dikandangkan. Jokowi dan Wakil Wali Kota Solo, FX Hadi Rudyatmo, kembali ke mobil Camry-nya untuk berdinas. Hal ini terjadi lantaran mobil tersebut belum memiliki surat syarat, yakni syarat teknis berupa pengujian kelaikan jalan dan syarat administratif. Seperti diketahui, Esemka tidak lulus dalam uji emisi. Sekarang mobil ini masih dalam modifikasi agar lolos uji.

2. Tidak Ambil Gaji

Bekerja tanpa gaji. Itulah hal yang dilakukan Jokowi selama menjadi wali kota Solo. Tidak pernah sekali pun gaji yang menjadi haknya itu diambil oleh pria berpostur kurus ini.

Ini bukan berarti Jokowi berlaku zalim pada diri dan keluarganya, namun baginya ada orang yang lebih membutuhkan uang tersebut ketimbang dirinya. Apalagi Jokowi dan istri memiliki usaha lain yang ditekuni sejak sebelum menjadi wali kota, yakni eksportir mebel.

"Gaji wali kota Rp 6,5 juta. Potong pajak jadi Rp 5,5 juta. Saya tidak pernah tanya. Saya merasa memang saya sebenarnya butuh uang, tapi ada orang lain yang lebih membutuhkan uang ini dari kita," kata Jokowi ketika ditanya salah satu peserta seminar 'Gerakan Perempuan Mewujudkan Good Governance' di Hotel Menara Peninsula, Jakarta pada 26 Mei 2011 lalu.

Jokowi menjabat wali kota Solo 2005-2010, lalu menang lagi untuk periode 2010-2015 dengan mengantongi suara 90%.

3. Menata PKL tanpa Unjuk Rasa

Biasanya penataan pedagang kaki lima (PKL) di suatu kota diikuti dengan unjuk rasa, bentrok dengan Satpol PP, maupun konflik. Namun hal ini tidak terlihat di Solo saat Jokowi menata 5.817 PKL.

Upaya Jokowi untuk menata PKL rupanya menggunakan pendekatan kemanusiaan. Jamuan makan siang berkali-kali digelar sang wali kota jebolan Kehutanan UGM ini. Di makan siang ke-54, rencana Jokowi tersampaikan kepada para PKL.

Pada 2006, Jokowi merelokasi 989 PKL klithikan (barang bekas) dari lapangan Banjarsari ke bangunan pasar klithikan Notoharjo. Bangunan baru itu adalah bangunan yang megah dan permanen.

Yang mengejutkan, kegiatan relokasi tersebut dilengkapi dengan prosesi kirab budaya. Inilah yang membuat sosok Jokowi terlihat sangat humanis. Keberhasilan relokasi tersebut diikuti keberhasilan relokasi PKL di titik-titik lainnya. Ya, kunci keberhasilan ini adalah: nguwongke uwong alias memanusiakan manusia.

4. Membatasi Investor Mendirikan Mal

Di sebagian besar kota di Indonesia, keberadaan mal sudah seperti jamur di musim penghujan. Izin mendirikan mal diberikan kepada investor lantaran hal ini dinilai menguntungkan bagi pendapatan daerah. Namun berbeda dengan Jokowi. Investor justru dibatasi untuk mendirikan mal.

Bagi Jokowi, menggarap pasar tradisional jauh lebih menarik ketimbang memperbanyak mal. Sebab pasar tradisional akan lebih banyak menolong wong cilik.

"Kalau yang mart-mart itu tidak menolong yang kecil. Investor itu tidak selalu asing. Karena kalau kecil dikelola dengan baik bisa mendatangkan yang besar. Ratusan ribu rupiah tidak apa-apa, tidak harus miliar," ucap Jokowi sesaat setelah menerima Bung Hatta Anticorruption Award 2010 lalu.
Β 
Konon Jokowi kerap secara diam-diam mengecek langsung kualitas beton pembangunan gedung ataupun pasar. Dia pukul-pukul bangunan itu dengan menggunakan palu untuk mengetahui kekuatan beton.

5. Pencinta Musik Rock

Sekilas penampilan Jokowi jauh dari kesan metal yang dekat dengan aliran musik keras. Namun rupanya Jokowi adalah seorang pecinta musik cadas.

Saking sukanya mendengar musik yang menghentak dengan lirik lagu yang mendobrak, di sela-sela kesibukannya Jokowi menyempatkan diri datang ke konser-konser grup musik rock. Deep Purple, Scorpion, Genesis, Metallica, Napalm Death, Linkin Park, sebutkan saja, Jokowi tahu semua.

Dia bahkan pernah pergi ke Singapura demi bisa melihat langsung aksi panggung Lamb of God. Bagi Jokowi, musik rock itu penuh semangat sehingga cocok untuk para pembaharu dan pemimpin.

Lirik dalam lagu rock kerap kali terselip pesan moral yang tinggi. Tak hanya cinta sesama manusia, tapi juga soal lingkungan, kemanusian, bahaya perang, kritik sosial dan sebagainya.

Namun Jokowi tidak memaksa semua orang untuk mengikuti kegemarannya. Karena musik itu soal selera.

6. Tak Segan Memecat

Badan Jokowi boleh kurus, tapi jangan main-main dengannya. Jokowi tidak segan memecat pegawai di birokrasi yang tidak mau mendukung perbaikan sistem layanan publik.

Dalam sejarahnya, birokrasi adalah organisasi yang sulit untuk berubah. Namun bukan berarti tidak bisa berubah ke arah yang lebih baik. Nah, demi memberikan pelayanan publik yang lebih baik, Jokowi tak sungkan menendang birokrat yang tidak mau berubah.

Selama masa jabatannya di Pemkot Solo, Jokowi pernah mencopot beberapa lurah, camat, dan seorang kepala dinas. Bukan karena persoalan like and dislike, tetapi karena kinerja mereka jauh dari yang diharapkan.

Memang pejabat itu tidak serta merta dicopot. Mereka sebelumnya akan diberikan peringatan. Jika tiga kali peringatan tidak diindahkan, maka mereka segera didepak.

Menurut Jokowi, dalam semester pertama resistensi akan banyak terjadi. Namun ketika sistem yang baru bisa diterima dan mendapat sambutan baik masyarakat, perlahan resistensi akan menghilang.
Halaman 2 dari 7
(vta/nrl)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads