"Kejaksaan menyatakan menahan klien kami. Kami saat ini tengah mengupayakan penangguhan penahanan," kata Surya Hadi, penasehat hukum Asnawi, di Mataram, Selasa (10/7/2012).
Ia mengatakan, kliennya selama ini kooperatif dan selalu memenuhi berkas apa saja yang diminta penyidik. Kalaupun harus tetap ditahan, ia meminta agar kliennya menjadi tahanan kota saja. Pasalnya Asnawi sejauh sangat dibutuhkan kampusnya, mengingat posisinya sebagai pengajar di program pascasarjana IAIN Mataram.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dihubungi terpisah, Kepala Seksi Penerangan Hukum Kejati NTB, Sugiyanta mengatakan, begitu berkas dinyatakan lengkap, tim jaksa langsung mempersiapkan dakwaan untuk Asnawi.
Penahanan Asnawi karena ia dianggap paling bertanggung jawab atas dugaan tindak pidana korupsi pembangunan gedung di kampus baru IAIN Mataram di Jalan Gajah Mada, kota Mataram.
IAIN membangun kampus baru, untuk melengkapi kampus lama di Jl Pendidikan yang tak lagi representatif. Proyek kampus baru yang melibatkan Asnawi dimulai tahun 2006 dengan dana Rp 9,4 miliar.
Dalam hitungan penyidik kepolisian, proyek itu dinilai merugikan negara sedikitnya Rp 2,9 miliar. Sebanyak Rp 1,9 miliar diantaranya adalah kerugian pada saat konstruksi. Ditemukan juga kontrak pengawasan fiktif senilai Rp 217 juta.
Penyidik juga menemukan fakta, sejak proyek itu diusulkan tahun 2006 ke Kementerian Agama, lobi anggaran, teken penerimaan anggaran, hingga kontrak dengan PT Karyapratama Rekajaya dan konsultan proyek, ditandatangani oleh Asnawi selaku Kuasa Pengguna Anggaran (KPA). Asnawi pula yang memproses pembayaran terhadap rekanan dan konsultan.
Tidak hanya Asnawi yang dibidik penyidik. Mantan rektor IAIN Mataram setelah Asnawi, Lukmanul Hakim juga telah ditetapkan sebagai tersangka. Tiga tersangka lain berasal dari pejabat pembuat komitmen di IAIN Mataram, dan dua dari rekanan.
Surya Hadi mengatakan, kliennya tidak bersalah dalam kasus ini. Pasalnya apa yang dilakukan kliennya, seluruhnya adalah perintah dari atasannya, yakni Sekretaris Jendral Kementrian Agama, Bahrul Hayat.
(try/try)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini