2 Modus Politik Uang di Pilkada: Serangan 'Dhuha' dan 'Pasca Bayar'

2 Modus Politik Uang di Pilkada: Serangan 'Dhuha' dan 'Pasca Bayar'

- detikNews
Senin, 09 Jul 2012 08:32 WIB
Jakarta - Pilkada DKI Jakarta akan digelar 11 Juli mendatang. Sejumlah praktek kotor perlu diwaspadai yakni politik uang menjelang pencoblosan. Ada 2 modus yang kemungkinan besar akan dilakukan. Apa saja?

"Ada dua modus, pertama serangan 'dhuha', yaitu detik-detik terakhir sebelum masuk TPS," jelas peneliti divisi korupsi politik ICW, Apung Widadi saat berbincang, Senin (9/7/2012).

Dhuha ini merujuk pada waktu antara pukul 08.00-10.00 WIB, saat orang tengah bergerak ke TPS. Biasanya, saat itu tim sukses bergerak melancarkan aksi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sedang modus yang kedua yakni modus pasca bayar. Nah, ada alat yang digunakan dalam praktek ini, yakni telepon seluler. "Dan yang kedua, modus pasca bayar, yaitu, waktu pemilih masuk TPS dia bawa HP lalu foto kertas suara yg udah di coblos itu ditunjukan sama timses pasangan calon tertentu. Lalu uangnya dikasihkan, jadi pasca bayar," jelas Apung.

Sedang metode lama namun perlu diwaspadai yakni serangan fajar, hal ini biasanya digerakkan koordinator lapangan atau koordinator kelompok dari timses masing yang bergerilnya nyebar uang.

"Mencegah hal itu semua, Panwas jangan seperti macan ompong, harus bergerak. Selama ini kan terkesan mandul," tuturnya.

Ada 6 pasang cagub dan cawagub yang akan bertarung di Pilkada DKI. 4 Calon diusung partai dan 2 calon independen. Mereka akan memperbutkan sekitar 7 jutaan suara pemilih.

(ndr/van)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads