Mulanya benjolan yang bersarang di tangan kiri Winani hanya sebesar kelereng. Namun bulan demi bulan berlalu, benjolan di tangan ABG itu malah semakin membesar. Rupanya benjolan itu bukan benjolan biasa, melainkan tumor ganas.
Gadis 14 tahun itu sempat dibawa ke RSUD Bekasi, namun kemudian dirujuk ke RSCM pada sekitar akhir April 2012. Dua bulan lebih dirawat di RSCM, Winani sudah menjalani sejumlah perawatan dan tindakan medis.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tim medis tidak bisa berbuat banyak lagi dikarenakan tumor ganas di lengan kiri Winani telah menyebar ke paru-paru dan ke otak. Karenanya Winani koma dan kritis sejak Kamis (5/7) malam. Pihal RS pun tak bisa menolak permintaan keluarga untuk membawa pulang gadis itu ke rumahnya di Kranggan, Bekasi.
Jumat dan Sabtu malam, Winani masih bertahan di tengah keluarganya. Namun pada Minggu (8/7) dini hari sekitar pukul 02.30 WIB, anak ketiga dari lima bersaudara itu menghembuskan nafas terakhirnya.
"Sahabat berbagi dan Laz portalinfaq telah menyalurkan bantuan donasi dari para dermawan dan donatur untuk diberikan kepada keluarga pasien tidak mampu almarhumah Winani," ucap Slamet.
"Terima kasih kepada para dermawan dan donatur yang telah menyumbangkan rezekinya untuk membantu nanda Winani yg mengidap penyakit tumor ganas di lengan kirinya yang sudah menyebar hingga keseluruh tubuh. Kami sebagai Lembaga hanya bisa merencanakan dan membantu semaksimal mungkin namun Allah-lah yang mempunyai kuasa," imbuh Slamet.
Bayi Aida Sudah Bisa Pulang
Pekan lalu keluarga bayi pengidap hydrocephalus, Aida Nurrahmah, kebingungan lantaran kekurangan biaya untuk membiayai pengobatan bayi 6 bulan itu. Dengan mengantongi Surat Keterangan Tidak Mampu (SKTM), keluarga Aida mendapat bantuan sebesar 50 persen dari Pemda DKI.
Pada Rabu 4 Juli lalu, Aida seharusnya sudah bisa meninggalkan RS. Namun keluarga harus membayar Rp 3 juta, yang merupakan keharusan membayar sebagian biaya perawatan di RS Fatmawati, Jakarta Selatan. Jumlah itu pun merupakan sudah mendapat keringanan dari RS.
"Dengan bantuan dari para donatur, akhirnya Aida sudah bisa pulang. Selanjutnya pengobatan dilakukan sambil berjalan," ucap Slamet.
(vit/van)