Secara fisik, kitab suci tidak jauh berbeda seperti Alquran kebanyakan yang umum di masyarakat. Dengan hard cover yang didominasi warna hijau, kaligrafi Arab 'Alquranul Karim' tercetak dengan tinta warna emas di bagian tengah sampul muka dan belakang. Di bawah kaligrafi terdapat tulisan 'KEMENTERIAN AGAMA RI TAHUN 2011 TIDAK DIPERJUALBELIKAN' dengan huruf latin di cover belakang dan huruf Arab Melayu di sisi lainnya.
Alquran yang diadakan Kemenag itu memiliki ukuran panjang 26 cm, lebar 18 cm, dengan jumlah halaman 568 lembar. Kertas yang digunakan hanya kertas biasa, bukan lux tebal maupun glossy.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Setelah Asmaul Husna, halaman selanjutnya memuat sambutan Menteri Agama RI yang secara garis besar berisi tujuan dan harapan diadakannya mushaf Quran ini. Di sisi kanan bawah halaman yang sama terdapat tanda tangan Menag Suryadharma Ali tanggal 8 Maret 2011.
Berlanjut ke lembaran berikutnya adalah penanda bahwa halaman setelahnya sudah mulai berisi ayat-ayat suci Al Quran yang terbagi dalam 114 Surat tanpa terjemahan. Ayat demi ayat mulai dari Surat Alfatihah sampai An-Nas tercetak dengan tinta warna hitam solid.
Di bagian akhir halaman setelah surat An-Nas berisi tentang penjelasan huruf-huruf Arab, hukum tajwid, dan index surat. Tak lupa juga lembaran berisi tanda bahwa mushaf Alquran ini sudah diverifikasi isinya oleh Lajnah Pentashihan Mushaf Alquran Kementerian Agama.
Sebelum halaman penutup yang berupa Asmaul Husna, terdapat satu lembaran berisi informasi pihak yang mengadakannya yakni Kemenag, Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam Direktorat Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syariah Tahun 2011. Lengkap dengan alamat email, website, telepon, dan fax. Tercantum juga nama percetakannya PT Adhi Aksara Abadi Indonesia sebanyak 653.000 eksemplar.
(gah/nrl)