Demikian disampaikan ahli sejarah Universitas Diponegoro (Undip) Prof Dr Dewi Yuliati M.Si ketika kepada detikcom, Rabu (27/6/2012).
Analisis Dewi sinkron dengan pernyataan Humas RS Kariadi, Darwito yang menyebutkan bangunan RS sudah ada sejak tahun 1925. Pada era kolonial Belanda, sistem drainase memang memiliki pintu dan dijaga.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lawang Sewu merupakan kantor Nederlands-Indische Spoorweg Maatschappij atau NIS yang dibangun pada tahun 1904. Masyarakat setempat menyebutnya Lawang Sewu (Seribu Pintu) karena bangunan tersebut memiliki pintu yang sangat banyak. Sebagian menilai unsur mistis bangunan kuno ini daripada nilai artistiknya.
"Jaman dulu pada sistem drainase ada petugas jaga yang bertugas menjaga kebersihan saluran," imbuhnya.
Dewi juga menambahkan, kecil kemungkinan lubang misterius tersebut buatan Jepang, karena Jepang tidak banyak ikut campur dalam pembangunan.
"Saya juga yakin tidak pernah ada pembantaian di sana," ungkap Dewi.
Bungker misterius tersebut ditemukan oleh pekerja proyek saat menggali tanah menggunakan alat berat tiga hari lalu, Sabtu (23/6/2012). Setelah diukur, bungker tersebut memiliki ketebalan dinding 42 cm, lebar 2 meter, dan kedalaman 5,2 meter. Ketinggiannya diperkirakan mencapai 2 meter. Belum diketahui apakah masih ada akses ke ruang bawah tanah atau tidak karena masih terdapat timbunan tanah setebal 70 cm.
(alg/try)