Elektabilitas Parpol dan Politisi Islam Makin Menurun

Elektabilitas Parpol dan Politisi Islam Makin Menurun

- detikNews
Selasa, 26 Jun 2012 14:20 WIB
Jakarta - Terus turunnya popularitas dan elektabilitas parpol Islam, rupanya menular ke para politisinya. Tingkat elektabilitas mereka jauh tertinggal bila dibandingkan sejawatnya sesama politisi dari partai-partai politik yang tidak berbasiskan massa agama tertentu.

Setidaknya demikian menurut hasil jajak pendapat Lembaga Survey Nasional (LSN) soal elektabilitas partai-partai yang berbasis massa Islam. Hasil survey itu menunjukkan tren masyarakat yang semakin menurun untuk memilih tokoh dan partai politik yang memiliki basis massa Islam.

"Hidayat Nur Wahid, Hatta Rajasa, Yusril tingkat elektabilitasnya paling tinggi 5 persen. Sangat jauh dibanding tokoh nasional seperti Megawati, Prabowo dan Aburizal Bakrie yang mencapai di atas 15 persen," kata Direktur Eksekutif LSN, Umar S. Bakry, di Hotel Atlet Century Park, Senayan, Jakarta Selatan, Selasa (26/6/2012).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Anjloknya popularitas dan elektabilitas para politis serta parpol Islam, sebenarnya telah terjadi sedang Pemilu 2004. Setelah sempat berjaya pada Pemilu 1999, sepuluh tahun kemudian mereka mulai ditinggalkan oleh para konstituennya dan tidak ada jaminan pada Pemilu 2014 akan kembali.

"Total pemilih yang akan memilih partai berbasis massa Islam hanya 15,7 persen dari seribuan orang responden. Kecenderungan ini menurun dibandingkan ketika pemilu tahun 1999 atau 2004 di mana total suara terhadap partai berbasis massa Islam cenderung tinggi," papar Umar.

Fenomena masyarakat yang semakin religius tapi tidak serta membuatnya kian tertarik pada ideologi parpol Islam, adalah salah satu faktor ekternal penyebab menurunnya elektabilitas parpol maupun politisi Islam. Sementara faktor internalnya adalah krisis identitas di kalangan parpol dan politisi Islam.

"Selain itu perilaku partai dan politisi Islam yang cenderung pragmatis, tidak mencerminkan nilai-nilai politik Islam. Partai Islam dan politisi Islam juga dinilai tidak memberikan manfaat bagi umat Islam itu sendiri," tuturnya.

Periode survey adalah 10-20 Juni 2012. Metode yang digunakan adalah multistage random sampling dengn margin of error 2,8 persen. Jumlah responden yang dilibatkan sebanyak 1230 orang dengan komposisi 50 persen pria dan 50 persen wanita. Usia responden adalah WNI dari 33 provinsi berusia 17 tahun ke atas, dan/atau belum berumur 17 tahun namun sudah menikah.

(lh/lh)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads