"Uang hasil kejahatan di dunia paling besar dari narkotika, ada sekitar US$ 328 miliar yang dunia, sementara untuk Indonesia kerugian yang ditimbulkan Rp 50 triliun per tahun," kata Direktur Penindakan dan Pengejaran BNN, Brigjen Pol Benny Josua Mamoto, dalam perbincangan dengan detikcom, Selasa (26/6/2012).
Menurut perwira tinggi Polri yang malang melintang di penyelidikan terorisme ini, narkotika menjadi pintu dalam menyokong setiap aktivitas kejahatan transnasional, sebut saja aksi terorisme.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia mencontokan penangkapan Fadli Sadama yang disebut-sebut otak dari serangkaian perampokan bank di Aceh dan Medan. Aksi terakhir yang membut gempar adalah perampokan di Bank CIMB Medan yang menewaskan seorang satpam bank serta seorang anggota Brimob, 18 Agustus 2010 lalu.
"Fakta yang terungkap Fadli Sadama membawa sabu ke Indonesia dari Malaysia untuk selanjutnya membeli senjata," jelas Benny.
Selain meraup hasil dari transaksi narkotika untuk mendanai aksinya, teroris juga mengumpulkan dana dari kegiatan perampokan dan hacking, meski itu menelan korban jiwa.
"Mereka menjustifikasi kegiatan yang dilakukan itu halal," ujar mantan interpol ini.
(ahy/vit)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini